Pada sebelum erupsi Januari 2023 dan Desember 2023, nilai dv/v dan koherensi mengalami penurunan.
Secara deformasi, data grafik tiltmeter (Stasiun Batupalano) masih melanjutkan kecenderungan penurunan (deflasi) baik pada sumbu tangensial maupun radial, yang mengindikasikan kecenderungan pengempisan pada tubuh Gunung Marapi.
"Secara penginderaan jauh (satelit), laju emisi (fluks) gas SO2 Gunung Marapi yang juga dapat mengindikasikan pasokan magma dari kedalaman secara umum memperlihatkan penurunan dan relatif stabil dalam kuantitas yang rendah di bawah 300 ton/hari sejak awal Mei 2024," sambung Hendra.
Baca Juga: Fakta Kasus Mutilasi di Desa Sancang Garut Korban Dimutilasi 12 Potong
Dari evaluasi data-data visual, instrumental, dan penginderaan jauh (satelit) maka secara umum aktivitas G. Marapi menunjukkan kecenderungan menurun dan relatif stabil terutama dalam dua minggu terakhir.
"Namun demikian potensi terjadinya erupsi masih tetap ada yang merupakan pelepasan dari sisa energi untuk menuju kondisi kesetimbangan," ungkap Hendra.
"Jika tidak terjadi peningkatan pasokan magma kembali maka erupsi yang dapat terjadi diperkirakan akan berskala kecil dengan potensi bahaya dari lontaran material letusan berada di sekitar puncak Gunung Marapi di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek)," sambung Dia.
Baca Juga: 2 Korban Tewas Tertimbun Longsor di Blitar 1 Korban Masih Dalam Pencarian
Untuk sebaran abu erupsi dapat terjadi sesuai dengan arah dan kecepatan angin. Namun demikian material erupsi/letusan yang jatuh dan sudah terendapkan di bagian puncak dan lereng G. Marapi selama ini masih tetap berpotensi menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan.
"Oleh karena itu potensi bahaya dari aliran/banjir lahar pada lembah/bantara/aliran sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak Gunung Marapi harus tetap diwaspadai," tutur Hendra.
Demikian juga dengan potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti gas CO2, CO, SO2, dan H2S tetap ada di area kawah/puncak Gunung Marapi.
Baca Juga: Gunung Ibu 7 Kali Erupsi Tinggi Kolom Letusan Mencapai 4000 Meter
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh maka terhitung 1 Juli 2024 pukul 15:00 WIB tingkat aktivitas Gunung Marapi diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada), dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi/ancaman bahaya terkini.
Pada tingkat aktivitas Level II (Waspada) PVMBG mengeluarkan rekomendasi bagi masyarakat maupun pengunjung untuk tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.