"Perlu adanya platform dalam membangun sistem pemantauan terintegrasi antar pihak sehingga bermanfaat bagi warga terdampak," tambah Constance.
Selain penguatan dalam integrasi pemantauan lahar, diperlukan juga pembangunan sirene sebagai media diseminasi peringatan dini bagi masyarakat.
Sirine dapat mempercepatkan menyampaikan diseminasi ancaman lahar dingin. Kecepatan lahar dingin mengalir dapat melebihi kecepatan awan panas oleh karena itu dibutuhkan media diseminasi seperti sirine. Namun tentunya pemasangan sensor dan sirene perlu memperhatikan keberlanjutan pemeliharaan peralatan.
Baca Juga: Gempa Susulan Kembali Guncang Sulawesi Tenggara
Sementara itu, pada lokakarya rencana penentuan lokasi sirine pada tanggal 21 Januari 2024 Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang Patria DH menyampaikan, dinamika yang ada di masyarakat memang sangat variatif, sehingga peran masyarakat memang sangat penting untuk keberlanjutan program yang ada, baik perawatan alat hingga kesiapan masyarakat untuk merespons setiap informasi dan risiko yang ada.
Ia menambahkan, komitmen keberlanjutan memerlukan peran kuat antara pemerintah daerah dan warga mulai dari adanya penganggaran, personal yang memantau peralatan dan keamanan dari pencurian.
Rangkaian kegiatan ini melibatkan peran para ahli di BMKG, PVMBG, PU, BBWS, BNPB dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dalam integrasi pemantauan lahar dingin.
Baca Juga: Kejadian Bencana di Sejumlah Wilayah Indonesia Yang Menelan Korban Jiwa Sepekan Terakhir
Sistem pemantauan akan diperkuat melalui sensor hidrologi, dan geologi yang diperlukan. Selain itu penentuan lokasi sirine juga melibatkan peran kepala desa, Forum Pengurangan Risiko Bencana Lumajang dan warga dalam menentukan titik lokasi yang tepat dan keberlanjutan pemeliharaan peralatan.
Rencananya kegiatan ini akan diteruskan dengan pembangunan sirine, sensor dan penguatan kapasitas warga.
Diketahui sebelumya, Letusan besar Gunung Semeru pada tahun 2021 menyebabkan 64 orang meninggal dan lebih dari 10.000 jiwa mengungsi. Sedangkan periode Januari sampai dengan Juli 2023, banjir lahar merusak infrastruktur publik, seperti jembatan dan rumah.(*?