nasional

Fenomena Bencana Pergerakan Tanah di Pajawaran Banjarnegara

Sabtu, 1 Februari 2025 | 12:25 WIB
Fenomena Bencana Pergerakan Tanah di Pajawaran Banjarnegara (Rudi)

Hal itu sekaligus menjadi salah satu faktor pemicu kejadian bencana hidrometeorologi basah yang bertubi-tubi di sejumlah wilayah di Jawa Tengah seperti banjir dan tanah longsor di Pekalongan dan Kendal, banjir di Grobogan dan Demak pada periode yang sama.

"Bahkan, jika di tarik garis lurus, jarak antara Desa Ratamba dengan Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, yang menjadi lokasi bencana tanah longsor di Kabupaten Pekalongan dengan korban jiwa 25 orang itu hanya terpaut jarak 30 kilometer saja. Artinya bisa dikatakan bahwa memang curah hujan yang sangat tinggi terkonsentrasi di wilayah tersebut pada saat itu," jelas Muhari.

Selain curah hujan, faktor pemicu gerakan tanah selanjutnya adalah saluran drainase dan sungai yang dibangun belum sepenuhnya menggunakan material kedap air sehingga terjadi peresapan air.

Baca Juga: Update 2 Penambang Emas di Gunung Mas Tertimbun Longsor

Hasil temuan fakta di lapangan, jalan penghubung Kecamatan Pejawaran - Kecamatan Batur dibangun di atas batu lempung Formasi Kalibiuk (Tpb) lapisan batulempung (lapisan impermeabel).

Oleh sebab itu, lanjut Mihari, ketika curah hujan tinggi ditambah drainase buruk lantas menyebabkan tanah menjadi jenuh air dan mudah bergerak.

Di samping itu terjadi peningkatan tekanan air pori ditambah bobot massa tanah dan berkurangnya daya ikat tanah turut mendukung terjadinya fenomena tersebut.

Baca Juga: BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, Ancaman Banjir dan Longsor Meningkat

Hasil analisis selanjutnya bahwa berdasarkan komposisi material penyusun longsoran (soil hasil lapukan batulempung) dan jenis pergerakan yang teramati, dapat diinterpretasikan bahwa longsoran itu berjenis debris slide dengan arah pergerakan relatif ke barat daya.

Hasil analisa sementara dan melihat sejumlah faktor pemicu di atas, fenomena pergerakan tanah susulan masih sangat berpotensi terjadi jika curah hujan di wilayah itu masih tinggi dalam durasi yang cukup lama.

Sebagai upaya antisipasi dan penanganan darurat, BPBD Kabupaten Banjarnegara melakukan evakuasi warga terdampak maupun yang terancam.

Baca Juga: Malam Nisfu Syaban dan Awal Puasa Ramadan 2025 Jatuh Pada Tanggal Ini

"Mereka diungsikan sementara di dua desa, masing-masing 62 jiwa di Kalireng, Ratamba dan 7 jiwa di Desa Biting." kata Muhari.

BPBD juga mendukung pemenuhan kebutuhan dasar para warga yang mengungsi dibantu dari lintas instansi terkait seperti Dinsos, TNI, Polri, NGO dan relawan penanggulangan bencana.

Posko kesehatan dan trauma healing telah didirikan guna memberikan pelayanan kesehatan medis dan psikologi bagi warga pengungsi dan yang terdampak lainnya.

Halaman:

Tags

Terkini

5 Perlengkapan Darurat yang Harus Ada di Setiap Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 06:00 WIB