nasional

Sang Legenda Mbok Yem Gunung Lawu Meninggal Dunia, Ini Penyebab Kematiannya

Kamis, 24 April 2025 | 13:57 WIB
kisah awal mula warung mbok yem (indonedians) (puspita )

Jenazah disemayamkan di rumah duka, Dusun Dagung, Desa Gonggang, Magetan. Pemakaman dijadwalkan berlangsung di Tempat Pemakaman Umum desa setempat.

Sejarah warung Mbok Yem dimulai sejak era 1980-an. Saat itu, ia bukan penjaga puncak, melainkan pedagang sembako di kampung.

Aktivitas naik gunung awalnya dilakukan untuk mencari bahan jamu dan rempah dari hutan Lawu.

Baca Juga: Profil Renata Kusmanto Istri Fachri Albar, Model Berdarah Jawa Tiongkok

Dari kebiasaan itu, perlahan-lahan ia membangun pondok kecil yang kemudian berkembang menjadi warung sederhana.

Warung tersebut menjadi semacam “rumah kedua” bagi para pendaki. Di sana, para pendaki bisa menemukan nasi hangat, teh manis, mie instan, hingga obrolan ringan yang menghangatkan suasana di tengah suhu dingin Lawu.

Lokasinya hanya terpaut sekitar 115 meter di bawah titik tertinggi Gunung Lawu.

Baca Juga: Menjelajahi Wisata Cukang Taneuh, Keindahan Tersembunyi di Jantung Pangandaran

Bukan sekadar tempat jualan, warung Mbok Yem menjadi ruang persinggahan yang sarat makna. Ia menyambut siapa pun dengan keramahan khas nenek Jawa Timur.

Tidak ada yang pulang dari Lawu tanpa mendengar kisah Mbok Yem, atau mencicipi teh hangat buatannya yang terasa istimewa di tengah dinginnya kabut.

Bagi banyak pendaki, Mbok Yem bukan hanya penjaja makanan. Ia adalah simbol semangat, kehangatan, dan dedikasi.

Baca Juga: Profil Tamara Bleszynski, Aktris Cantik yang Hijrah ke Bali dan Buka Bisnis Kuliner

Meski hanya tinggal di puncak gunung dengan fasilitas sederhana, Mbok Yem telah memberi arti lebih pada perjalanan spiritual dan fisik para pendaki.

Kebanyakan orang tua memilih tinggal nyaman bersama anak-cucu di rumah saat usia senja.

 

Halaman:

Tags

Terkini

5 Perlengkapan Darurat yang Harus Ada di Setiap Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 06:00 WIB