TatarMedia.ID - Tengah hangat diperbincangkan publik Tanah Air terkait upaya pemerintah daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta dalam mengatasi permasalahan kenakalan remaja.
Sebelumnya, maraknya tawuran melibatkan remaja yang berasal dari kalangan pelajar menjadi persoalan di tengah masyarakat.
Terkini, dua sosok pemimpin daerah, yakni Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi dan Pramono Anung selaku Gubernur DKI Jakarta masing-masing memiliki pendekatan tersendiri dalam mengatasi persoalan tersebut.
Baca Juga: Update Terkini, 31 Jemaah Calon Haji Indonesia Wafat, Seperti Ini Cara Penanganannya
Lantas, bagaimana perbedaan gaya pendekatan Dedi Mulyadi dan Pramono Anung dalam mengatasi kenakalan remaja di daerah kekuasaannya? Berikut ini ulasan selengkapnya.
Panca Waluya ala Dedi Mulyadi
Di Jabar, Dedi telah meluncurkan pendekatan dalam dunia pendidikan melalui konsep Panca Waluya.
Gagasan sang Gubernur Jawa Barat itu bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik menjadi pribadi yang lebih baik.
Baca Juga: KDM Beri Bonus Pengibar Bendera 25 Juta, Pelajar yang Dikirim ke Barak Militer
Salah satu yang menarik perhatian dari program itu adalah terkait pembinaan khusus bagi siswa bermasalah, seperti terlibat tawuran, kecanduan game online, hingga balapan liar, dikirimkan ke barak TNI.
Terkini, sebanyak 273 siswa telah dipulangkan usai menjalani 18 hari pendidikan karakter di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi, Bandung, pada Selasa, 20 Mei 2025.
Dedi Mulyadi sempat menyinggung suara negatif dalam momen pidato di hadapan para siswa yang telah mendapatkan pendidikan karakter dari program Panca Waluya.
"Jadi membangun hubungan negara dengan rakyat itu dengan rasa, bukan urusan administrasi kewilayahan. Banyak orang meragukan, akhirnya waktu yang menjawab," ujar Dedi di Gedung Sate, Bandung, Selasa (20/05).
Manggarai Bersholawat ala Pramono Anung
Pemerintah DKI Jakarta di bawah komando Pramono Anung canangkan program 'Manggarai Bersholawat'.