TatarMedia.ID - Terjadi peningkatan Gempa Hembusan berkisar antara 21 hingga 37 kejadian dan Gempa Low Frekuensi mencapai 100 kejadian pada Gunung Tangkuban Perahu.
Untuk diketahui, Gunung Tangkuban Perahu atau Tangkuban Parahu (sunda) merupakan gunung api aktif yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Gunung Perahu memiliki 9 kawah dengan dua kawah utama berada di area puncak, yaitu Kawah Ratu dan Kawah Upas.
Baca Juga: Sukageuri View, Menjelajahi Pesona Ketinggian di Kaki Gunung Ciremai
Erupsi pada Gunung Tangkuban Perahu pada umumnya berupa letusan freatik dari Kawah Ratu.
Keindahan pemandangan sekitar kawah menjadikan area sekitar gunung ini sering dikunjungi wisatawan dari dalam maupun luar negeri.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan, aktivitas erupsi terakhir Gunung Tangkuban Perahu terjadi pada tahun 2019.
Baca Juga: Lebih dari Sekadar Siaga, Bima Arya Desak Waspadai Gede-Salak
Dimulai dengan erupsi freatik dari Kawah Ratu pada 26 Juli 2019 pukul 15:48 WIB terjadi erupsi freatik di kawah Ratu, seiring dengan meningkatnya tingkat kejadian aktivitas erupsi yang cukup signifikan.
Atas kondisi ini maka sejak 2 Agustus 2019 pukul 08:00 WIB tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Perahu ditingkatkan menjadi level II (Waspada).
"Setelah menjalani fase erupsi selama hampir 3 bulan lamanya, aktivitas vulkanik mengalami penurunan secara signifikan sehingga tingkat aktivitanya kembali diturunkan menjadi level I (Normal) tanggal 21 Okober 2019 pukul 09:00 WIB," jelas Wafid dalam keteranganya, Senin (02/06).
Baca Juga: Erupsi Gunung Gede Bikin Geger, Ternyata Ini Faktanya
Saat ini tingkat aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Perahu masih berada pada Level I (Normal), ditandai dengan aktivitas hembusan asap dari Kawah Ratu berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal, dengan ketinggian 5 – 110 m di atas dasar kawah.
Masih kata Wafid, rekaman kegempaan pada tanggal 30 Mei hingga 1 Juni 2025 terjadi peningkatan.