TatarMedia.ID - Budiman Sudjatmiko, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), menilai kerusuhan yang terjadi selama demonstrasi pada 28–30 Agustus 2025 sebagai peristiwa unik pertama dalam sejarah Indonesia modern.
Dalam program "Rakyat Bersuara", Budiman Sudjatmiko menyatakan bahwa aksi massa kali ini berbeda dengan masa lalu, di mana sebelumnya gerakan tersebut digerakkan oleh manusia dengan analisis politik, ekonomi, dan sejarah yang jelas.
Namun, Budiman Sudjatmiko mengungkapkan bahwa demonstrasi kali ini tidak hanya dikendalikan oleh manusia, tetapi juga oleh algoritma.
Baca Juga: Tutorial Ganti Profil Brave Pink & Hero Green di Media Sosial, Ini Makna di Baliknya
"Ini peristiwa kerusuhan unik terbesar pertama dalam sejarah Indonesia modern," ujar Budiman program Rakyat Bersuara.
"Sekarang ini, terutama terakhir ini kalau kita lihat perkembangannya ini mungkin demonstrasi pertama, di mana bukan cuma manusia yang bisa mengendalikan, tapi algoritma," tuturnya.
Pernyataan Budiman mencerminkan perubahan signifikan dalam dinamika aksi massa di era digital.
Penggunaan algoritma dalam menggerakkan massa dapat mempengaruhi arah dan intensitas demonstrasi, serta menimbulkan tantangan baru dalam pengelolaan dan pengawasan aksi sosial.
Baca Juga: Tak Hanya Mahasiswa, Insiden Gas Air Mata di Unisba dan Unpas Juga Serang Posko Medis
Hal ini juga menyoroti pentingnya pemahaman dan regulasi terhadap peran teknologi dalam kehidupan sosial dan politik.
Sebelumnya, Budiman Sudjatmiko pernah dipecat dari keanggotaan PDIP setelah mendeklarasikan dukungannya kepada Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto pada Agustus 2023.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa teknologi, khususnya algoritma, semakin mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dinamika aksi sosial dan politik.
Baca Juga: Sejumlah Kebijakan DPR Akan Dicabut, Prabowo: Negara Wajib Hadir Melindungi Rakyatnya
Oleh karena itu, penting untuk terus mengkaji dan memahami dampak serta implikasi dari penggunaan teknologi dalam konteks sosial dan politik.