TatarMedia.ID - Pada Senin, 8 September 2025, Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Mochamad Irfan Yusuf, yang akrab disapa Gus Irfan, sebagai Menteri Haji dan Umrah pertama dalam sejarah Indonesia.
Jabatan Menteri Haji dan Umrah ini merupakan posisi baru yang dibentuk melalui revisi Undang‑Undang Haji yang mengubah status Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) menjadi kementerian tersendiri.
Dengan demikian, tugas pengelolaan ibadah haji dan umrah yang sebelumnya di bawah Kementerian Agama kini sepenuhnya diambil alih oleh Menteri Haji ini, dan akan mulai efektif pada tahun 2026.
Baca Juga: Sejarah Baru Gereja Katolik: Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama
Sebelum dilantik sebagai menteri, Gus Irfan menjabat sebagai Kepala BP Haji. Ia juga tengah diproyeksikan menjadi pemimpin kementerian baru ini seiring dengan pengesahan RUU, dan telah mendapatkan dukungan dari Komisi VIII DPR serta berbagai ormas seperti PBNU dan partai politik PKB.
Gus Irfan merupakan cucu KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), dan putra KH Yusuf Hasyim, mantan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.
Ia memiliki latar belakang pendidikan dari Universitas Brawijaya, dengan karier panjang di organisasi pesantren Tebuireng dan sebagai tokoh pemerintahan serta politik dari Partai Gerindra.
Baca Juga: Pencopotan Sri Mulyani Jadi Perhatian Media Asing, Singgung Insiden Panas Ini
Pada pelantikan tersebut, ditunjuk pula Dahnil Anzar Simanjuntak sebagai Wakil Menteri, menandai struktur awal bagi kementerian baru ini.
Kementerian Haji dan Umrah diharapkan membawa transformasi pelayanan ibadah bagi jemaah haji dan umrah.
Transformasi ini mencakup perencanaan strategis untuk tahun 2026 dan penataan lembaga yang lebih profesional dalam menyukseskan Tri Sukses Penyelenggaraan Haji: ritual, ekosistem ekonomi, dan peradaban-keadaban masyarakat.
Baca Juga: Profil Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Baru yang Gantikan Sri Mulyani