TatarMedia.ID - Bertemu dengan orang toxic bisa menguras energi dan merusak suasana hati. Mereka bisa saja teman, keluarga, rekan kerja, atau bahkan kenalan di media sosial.
Orang toxic adalah individu yang perilakunya menyebabkan konflik, drama, dan perasaan negatif pada orang lain. Jika dibiarkan, interaksi dengan mereka bisa berdawat buruk pada kesehatan mental dan emosional kita.
Lalu, bagaimana cara menghadapi orang toxic agar kita tetap waras dan bahagia? Berikut 6 cara jitu yang bisa kamu terapkan:
Baca Juga: Akhiri Beban Utang Anda! Ini 3 Strategi Ampuh yang Wajib Anda Tahu!
1. Kenali Pola dan Batasan
Langkah pertama adalah mengenali siapa saja yang toxic dalam hidupmu dan bagaimana mereka memengaruhimu. Setelah itu, tetapkan batasan yang jelas.
Ini bisa berarti membatasi durasi interaksi, topik pembicaraan, atau bahkan seberapa sering kamu bertemu mereka. Ingat, kamu punya hak untuk melindungi ruang pribadimu.
2. Jangan Masuk ke Drama Mereka
Jika kamu merasa ditarik ke dalam argumen atau gosip yang tidak perlu, mundur secara perlahan. Jangan terpancing untuk membela diri atau membalas. Cukup dengarkan, anggukan, atau ubah topik pembicaraan.
Baca Juga: Menavigasi Interaksi, Berikut 5 Cara Menghadapi Orang NPD
3. Kendalikan Reaksimu
Reaksi emosional adalah umpan bagi mereka. Semakin kamu bereaksi, semakin mereka merasa berhasil memengaruhimu. Latih diri untuk tetap tenang dan objektif.
Tarik napas dalam-dalam, hitung sampai sepuluh, atau ingatkan dirimu bahwa kamu tidak perlu membiarkan perilaku mereka mendefinisikan harimu.
4. Fokus pada Diri Sendiri
Energi yang kamu curahkan untuk menghadapi orang toxic seharusnya bisa kamu gunakan untuk hal-hal yang lebih positif. Alihkan fokusmu pada diri sendiri dan hal-hal yang membuatmu bahagia.
Baca Juga: Akhiri dengan Damai: 5 Tips Putus Tanpa Drama dan Sakit Hari Berkepanjangan
Kembangkan hobi, habiskan waktu dengan orang-orang yang mendukungmu, atau lakukan aktivitas yang meningkatkan kesejahteraan mentalmu.
5. Cari Dukungan
Membicarakan pengalamanmu dengan mereka kepada teman yang kamu percaya, keluarga, atau bahkan terapis bisa sangat membantu.