Asal-usul Hari Buku Sedunia, Lebih dari Sekadar Perayaan Membaca

TatarMedia.ID - Setiap tanggal 23 April, publik serempak merayakan Hari Buku Sedunia dan Hak Cipta Sedunia, sebuah momen penting untuk menghormati buku sebagai simbol pengetahuan, jendela dunia, dan jembatan peradaban.

Namun, tahukah Anda bagaimana tanggal istimewa ini ditetapkan dan apa makna mendalam di baliknya? Mari kita telusuri sejarah lengkap Hari Buku Sedunia.

Sejarah Hari Buku Sedunia berakar digagas oleh penulis asal Valencia, Vicente Clavel Andrés.

Baca Juga: Resmi! Netflix Beri Lampu Hijau untuk Enola Holmes 3!

Ia mengusulkan hari perayaan untuk menghormati para penulis dan mempromosikan penjualan buku.

Tanggal 23 April dipilih karena bertepatan dengan hari meninggalnya dua tokoh sastra dunia yang sangat berpengaruh, yaitu Miguel de Cervantes (penulis Don Quixote) dan William Shakespeare.

Meskipun keduanya meninggal pada tanggal yang sama, perlu dicatat bahwa perbedaan kalender pada masa itu membuat tanggal kematian mereka sebenarnya tidak persis sama. Namun, simbolisme tanggal tersebut tetap kuat.

Baca Juga: Rayakan Literasi! Ini 20+ Ucapan Hari Buku Sedunia 2025 Bermakna untuk Statusmu!

UNESCO pun menetapkan 23 April sebagai Hari Buku Sedunia. Sejak saat itu pula, momen spesial ini dirayakan di berbagai belahan dunia dengan berbagai cara yang kreatif dan melibatkan masyarakat luas.

Beberapa kegiatan yang umum dilakukan antara lain:

1. Pameran buku dan bazar buku: Menawarkan akses mudah dan terjangkau ke berbagai jenis buku.

2. Diskusi buku dan bedah buku: Mendorong interaksi dan pemahaman yang lebih dalam tentang literatur.

3. Pertemuan dengan penulis: Memberikan kesempatan bagi pembaca untuk berinteraksi langsung dengan penulis favorit mereka.

4. Kegiatan literasi di sekolah dan perpustakaan: Menanamkan kecintaan membaca sejak usia dini.

5. Kampanye donasi buku: Meningkatkan akses buku bagi komunitas yang membutuhkan.