TatarMedia.ID - Diseminasi informasi pelayanan kesehatan bayi dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi di Hotel Sukabumi Indah, Selasa (12/12/2023).
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi , Masykur Alawi, kepada TatarMedia.ID menyebut, kegiatan diseminasi pelayanan bagi kesehatan bayi adalah salah satu penunjang dari 12 indikator standar pelayanan minimal bidang kesehatan.
"Kita melakukan diseminasi informasi berikut bimbingan teknis pelayanan kesehatan bayi yang diikuti 58 Puskesmas terdiri dokter juga bidan se-kabupaten Sukabumi," ungkap Masykur Alawi, Selasa (12/12/2023).
Baca Juga: Polisi Ungkap Penyebab Pria di Cikembar Sukabumi Nekad Akhiri Hidupnya
Materi lain yang diberikan dalam acara ini sambung Masykur adalah bagaimana mendeteksi stunting, gizi buruk dan penyakit lain, seperti jantung bawaan pada bayi sejak dini.
"Tentunya kepada peserta yang telah diberikan updating atau refresing ilmu itu bisa konsisten kemudian mengimplementasikan di Puskesmas masing-masing," ungkapnya.
Disinggung terkait Pemprov Jabar yang turun langsung melakukan monitoring dan evaluasi (monev) data anak stunting khususnya terkait perbedaan data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dengan data milik Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, hal tersebut tidak disangkal Masykur.
Baca Juga: Rekrutment 72 Ribu KPPS Ditengah Kekosongan Komisioner KPU Kabupaten Sukabumi
"Memang dari provinsi datang ke Sukabumi mengenai audit stunting secara keseluruhan. Untuk perbedaan data memang kita terus melakukan berbagai kajian evaluasi.
"Karena data SSGI dengan data real hasil penimbangan teman-teman di lapangan itu jauh, makanya kita lakukan validasi data di tingkat posyandu," jelas Masykur.
Agar data anak stunting di Kabupaten Sukabumi tepat, sambung Masykur, diperlukan dua hal yang harus dilengkapi untuk menyakinkan data tersebut benar.
Baca Juga: Kasus HIV Aids di Cisaat Sukabumi Meningkat Penambahan 7 ODHA di Tahun 2023
"Pertama alat ukur kita lengkapi lalu SDMnya kita tingkatkan agar dalam mengukurnya benar sesuai dengan standar," tukasnya.
"Jadi bukan salah atau benar, hasil survei SSGI yang disampling hanya seribu balita saja sedangkan kita miliki 200 ribu balita yang menjadi sasaran program, bisa dibayangkan berapa prosentasenya (beda)," sambung Dia.
Artikel Terkait
Kasus HIV Aids Sukabumi Naik Signifikan Wilayah Utara Relatif Rawan Penyebaran
Dukun Nakal Jerat Korban Wanita Modus Buka Aura Rejeki Ritual Bunga Anggrek dan Bunga Cabai
Kasus HIV Aids di Cisaat Sukabumi Meningkat Penambahan 7 ODHA di Tahun 2023
Merinding! Inilah Pengakuan Dukun CabuI yang Menodai Wanita Cantik di Sukabumi
Bejad 3 Pemuda Gilir Gadis di Bawah Umur di Sukabumi