TatarMedia.ID - Wilayah Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara diguncang gempa tektonik berkekuatan magnitudo 5,3, Senin (05/02/2024).
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,1.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,40° Lintang Selatan dan 124,32° Bujur Timur. Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 93 Km arah Tenggara Kota Bolaang Uki, Sulawesi Utara pada kedalaman 43 km.
Baca Juga: Banjir Rendam 4 Desa di Kabupaten Tegal 1400 Warga Mengungsi
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami pada BMKG, Dr. Daryono, menyatakan hingga pukul 20.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan 1 kali aktivitas gempabumi susulan dengan magnitudo 3,4.
"Gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Laut Sulawesi," ungkap Daryono, Senin (05/02).
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar naik (oblique thrust-fault).
Baca Juga: Angin Kencang Terjang Sejumlah Wilayah Sidoarjo 1 Korban Meninggal Dunia
Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Banggai Laut, Bitung dengan skala intensitas II - III MMI.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," ungkap Daryono.
Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Baca Juga: Situasi Terkini Kamp Pengungsian Bencana Longsor dan Pergerakan Tanah Desa Sekarwangi Cibadak
"Hindari bangunan retak atau rusak diakibatkan gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa dan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah." pungkasnya.(*)
Artikel Terkait
Gempabumi di Flores NTT Picu 150 Kali Gempa Susulan
Situasi Terkini Kamp Pengungsian Bencana Longsor dan Pergerakan Tanah Desa Sekarwangi Cibadak
Gempa Terkini Episenter Bandung Akibat Sesar Lokal
Angin Kencang Terjang Sejumlah Wilayah Sidoarjo 1 Korban Meninggal Dunia
Banjir Rendam 4 Desa di Kabupaten Tegal 1400 Warga Mengungsi