Sejarah Hari Pendidikan Nasional dan Urgensi Tema "Partisipasi Semesta" di Tahun 2025

Photo Author
- Jumat, 2 Mei 2025 | 11:04 WIB
sejarah hari pendidikan nasional (freepik) (puspita)
sejarah hari pendidikan nasional (freepik) (puspita)

TatarMedia.ID - Setiap tanggal 2 Mei, bangsa Indonesia khidmat memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

Tanggal ini bukanlah sekadar penanda kalender, melainkan momentum sakral untuk mengenang perjuangan seorang tokoh visioner, Ki Hadjar Dewantara.

Tahun 2025 ini, peringatan Hari Pendidikan Nasional hadir dengan tema yang menggugah kesadaran kolektif: "Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Semua".

Baca Juga: Resep Mudah Membuat Burayot Jajanan Khas Garut di Rumah

Jejak Langkah Ki Hadjar Dewantara: Pelopor Hari Pendidikan Nasional

Lahir pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Soewardi Soerjaningrat, Ki Hadjar Dewantara adalah seorang aktivis pergerakan kemerdekaan, penulis, kolumnis, politikus, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia pada masa penjajahan Belanda.

Beliau menyadari betul bahwa pendidikan adalah kunci untuk membebaskan bangsa dari belenggu ketertinggalan dan penjajahan.

Baca Juga: Alat Deteksi Tsunami Buoy India Hilang Diduga Hanyut ke Perairan Indonesia

Kritiknya yang pedas terhadap sistem pendidikan kolonial yang diskriminatif, terutama melalui tulisan "Als ik een Nederlander was" (Seandainya Aku Seorang Belanda), berbuah pengasingan ke Belanda.

Namun, pengasingan ini justru menjadi ladang ilmu baginya. Di sana, beliau mendalami berbagai konsep pendidikan modern, termasuk gagasan Maria Montessori dan Rabindranath Tagore.

Sekembalinya ke tanah air, bersama tokoh-tokoh nasional lainnya, Ki Hadjar Dewantara mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa) pada tanggal 3 Juli 1922.

Baca Juga: Ini Daftar Lengkap 4 Uang Kertas Rupiah yang Ditarik BI dari Peredaran

Lembaga pendidikan ini menjadi antitesis terhadap sistem pendidikan kolonial, mengusung prinsip pendidikan yang humanis, nasionalis, dan berpusat pada peserta didik.

Tiga semboyan pendidikan yang terkenal darinya, yaitu "Ing ngarsa sung tulada" (di depan memberi teladan), "Ing madya mangun karsa" (di tengah membangun kemauan), dan "Tut wuri handayani" (dari belakang memberi dorongan), hingga kini menjadi filosofi penting dalam dunia pendidikan Indonesia.  

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Aldi K

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Perlengkapan Darurat yang Harus Ada di Setiap Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 06:00 WIB
X