IFG Dorong Literasi Keuangan Mahasiswa Lewat Kunjungan Kampus di 13 Universitas

TatarMedia.ID – Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional 2025, Indonesia Financial Group (IFG) menegaskan perannya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui peningkatan literasi keuangan, khususnya di kalangan mahasiswa.

Melalui unit kajiannya, IFG Progress, IFG menggelar program Campus Visit yang menyasar 13 perguruan tinggi di berbagai daerah.

Program ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai manajemen keuangan pribadi dan pengelolaan risiko keuangan kepada generasi muda. Kegiatan ini telah melibatkan sedikitnya 1.500 mahasiswa.

Baca Juga: Masak Mudah Hari Ini: Resep Tumis Genjer yang Lezatnya Bikin Nambah Nasi!

“Generasi muda, khususnya mahasiswa, perlu memahami cara mengelola keuangan pribadi dan memahami risikonya, terlebih dengan maraknya penggunaan instrumen keuangan digital saat ini,” ujar Denny S. Adji, Sekretaris Perusahaan IFG, Selasa (6/5/2025).

Denny menambahkan, IFG siap berkontribusi aktif dalam mendukung program literasi keuangan yang juga menjadi fokus Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Salah satu dorongan IFG hadir dari data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2024 hasil kerja sama OJK dan Badan Pusat Statistik (BPS).

Baca Juga: The Parlor Hills: Destinasi Liburan Keluarga Terpadu di Bandung

Data tersebut menunjukkan peningkatan tingkat literasi di berbagai kelompok usia, yaitu 70,19% pada usia 18–25 tahun, 74,82% untuk usia 26–35 tahun, dan 71,72% pada usia 36–50 tahun.

Namun, literasi di sektor keuangan non-bank seperti asuransi dan penjaminan masih tergolong rendah.

Temuan itu juga diperkuat oleh hasil Insurance Literacy Survey yang digelar IFG Progress selama 2022–2023. Survei ini dilakukan kepada 1.263 mahasiswa dari sembilan kampus, dengan sebaran 49,6% berasal dari Pulau Jawa dan 50,4% dari luar Jawa.

Baca Juga: Pernikahan Digelar Hari Ini, Yuk Intip Perjalanan Asmara Luna Maya dan Maxime Bouttier

Dari hasil survei tersebut, hanya 33% responden yang mengenal produk asuransi, dan lebih sedikit lagi yang sudah memilikinya, yakni sekitar 8%.

Sebaliknya, pengetahuan mahasiswa terhadap produk keuangan konvensional seperti tabungan dan emas serta instrumen investasi seperti saham, reksa dana, dan obligasi tercatat lebih baik. Kepemilikan produk keuangan tersebut pun lebih tinggi dibandingkan dengan produk non-bank.