Polres Sukabumi Amankan 2 Pria Ngaku-ngaku Wartawan Ujungnya Peras Warga

TatarMedia.ID - Polres Sukabumi bongkar modus pemerasan berkedok wartawan dalam Operasi Pekat II Lodaya 2025.

Kasus pemerasan dilakukan oleh dua orang pria yang mengaku-ngaku sebagai wartawan.

Kedua pelaku melakukan tindak pemerasan dengan modus mengancam korban akan memberitakan proyek yang tengah digarap korban.

Baca Juga: Parah! Oknum Guru PJOK di Lumajang Video Call Asusila Bocah SD

Kapolres Sukabumi, AKBP Dr. Samian, menjelaskan bahwa operasi ini dilaksanakan untuk menciptakan rasa aman dan nyaman di tengah masyarakat.

“Polres Sukabumi berhasil mengamankan 2 orang Target Operasi dan Membina 210 Orang yang berpotensi sebagai Pelaku Penyakit Masyarakat Polres Sukabumi.

"Operasi cipta kondisi ini merupakan langkah konkret kami dalam menjaga kondusifitas wilayah hukum Polres Sukabumi dari aksi-aksi kejahatan jalanan maupun praktik premanisme,” ungkap Samian.

Baca Juga: Setelah Kasus Rudapaksa dan Pelecehan Oleh Oknum Dokter Kini Viral Kasus Dugaan Pelecehan di Malang

Kapolres Sukabumi menegaskan, operasi ini menjadi atensi langsung Kapolda Jabar dalam rangka memberantas premanisme di wilayah hukum Jawa Barat.

Hal senada diungkap Kasat Reskrim Polres Sukabumi Iptu Hartoyo, Operasi Pekat Lodaya 2025, pihaknya mengamankan 2 pelaku tindak pidana pemerasan dengan modus mengaku-ngaku wartawan.

"Y dan YS melakukan tindak kejahatan dengan modus operandi mengancam korban dengan pemberitaan negatif terkait proyek pemerintah, dan meminta sejumlah uang agar berita tersebut tidak dipublikasikan," ungkap Hartono.

Baca Juga: Pungli! Ada Tarif Untuk Bisa Melintas Jembatan Bojongkopo Sukabumi Oknum Manfaatkan Bencana

"Namun setelah menerima uang, para pelaku tetap menaikkan berita tersebut dan kembali menekan korban untuk memberikan uang tambahan. Ini merupakan bentuk pemerasan yang sangat meresahkan, dan kami akan menindak tegas pelaku sesuai hukum yang berlaku," tegasnya.

Kapolres Sukabumi, Samian, imbau seluruh masyarakat agar tidak ragu melaporkan apabila menjadi korban atau mengetahui adanya tindak pidana maupun aksi premanisme.