Inisiatif ini mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama menjaga kebersihan destinasi dan menangani permasalahan sampah yang selama ini menjadi tantangan di banyak lokasi wisata.
2. Tourism 5.0
Mendorong digitalisasi sektor pariwisata melalui pemanfaatan teknologi dalam pemasaran serta pengelolaan destinasi. Langkah ini bertujuan agar promosi wisata semakin tepat sasaran dan efisien.
3. Pariwisata Naik Kelas
Program ini mengembangkan wisata minat khusus seperti wisata kuliner (gastro tourism), wisata bahari (marine tourism), dan wisata kebugaran (wellness tourism). Selain itu, juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan event di daerah yang mengangkat budaya lokal.
Kemenparekraf juga menggelar program Karisma Event Nusantara (KEN), yang menjadi salah satu motor penggerak ekonomi daerah melalui penyelenggaraan berbagai kegiatan berskala nasional. Berdasarkan data tahun 2024, event KEN telah mencatat perputaran ekonomi mencapai Rp13,57 triliun, dengan kontribusi terhadap PDB sebesar Rp238,2 miliar.
“Contoh konkretnya adalah Pesta Kesenian Bali 2024. Selama sebulan pelaksanaan, dampaknya bagi perekonomian lokal mencapai Rp192,3 miliar. Bahkan tingkat okupansi penginapan di sekitar lokasi naik hingga 20 persen,” jelas Ni Luh Puspa.
Baca Juga: Pertemuan Prabowo–Putin, Seskab Teddy Soroti Sejarah Diplomatik Indonesia-Rusia
4. Pengembangan Desa Wisata
Program ini menargetkan lebih dari 6.000 desa wisata untuk ditingkatkan kualitasnya agar mampu menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi lokal secara merata. Ia mencontohkan, Desa Penglipuran dan Jatiluwih di Bali yang telah mendapat pengakuan internasional dari UN Tourism.
“Desa Penglipuran kini dikenal sebagai destinasi terbersih dan mampu menghasilkan pendapatan hingga Rp24 miliar per tahun. Ini bukti bahwa pengelolaan yang baik bisa membawa dampak ekonomi besar bagi masyarakat desa,” tuturnya.
Secara keseluruhan, sektor pariwisata menunjukkan pemulihan signifikan pasca pandemi. Data menunjukkan, kunjungan wisatawan mancanegara naik dari 1,6 juta pada 2021 menjadi hampir 14 juta pada 2024. Meski belum menyamai angka sebelum pandemi yang mencapai 16,1 juta, pencapaian tersebut merupakan kemajuan besar.
Baca Juga: Pesona Curug Bentang, Air Terjun dengan Kisah Legenda di Subang dan Bandung
Sementara itu, wisatawan nusantara mencatatkan lebih dari 1 miliar perjalanan sepanjang 2024, melampaui rekor sebelum pandemi yang berada di angka 722 juta. Ini menunjukkan bahwa pasar domestik memainkan peran penting sebagai penopang utama industri pariwisata nasional.
Tahun ini, pemerintah menargetkan kedatangan wisatawan mancanegara sebanyak 14,6 hingga 16 juta kunjungan serta perjalanan wisatawan nusantara sebesar 1,08 miliar. Dari sisi ekonomi, ditargetkan devisa pariwisata dapat menyentuh angka 19 hingga 22,1 miliar dolar AS dan kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 4,6 persen atau sekitar Rp1.118 triliun.
Artikel Terkait
Pesona Curug Bentang, Air Terjun dengan Kisah Legenda di Subang dan Bandung
Ini 6 Cara Ampuh untuk Menjadi Diri Sendiri dan Temukan Jati Diri
Masak Mudah Hari Ini: Resep Bakwan Jagung Renyah Manis yang Bikin Nagih!
Taman Bunga Wiladatika, Oase Hijau di Depok yang Tak Lekang oleh Waktu
Kolam Renang Paragon Semi Indoor, Kenyamanan Berenang Tanpa Khawatir Terik Matahari
6 Cara Ampuh Mengusir Semut di Rumah, Dijamin Kabur Tak Kembali!
Megahnya Ngunduh Mantu Al Ghazali dan Alyssa, Serasi dalam Balutan Adat Jawa
Gaya Syifa Hadju dan Tissa Biani di Acara Ngunduh Mantu Al Ghazali Jadi Sorotan!
Pertemuan Prabowo–Putin, Seskab Teddy Soroti Sejarah Diplomatik Indonesia-Rusia
Retret Kepala Daerah Gelombang II Digelar di IPDN, 86 Peserta Siap Diberangkatkan