Diberitakan sebelumnya, Pantauan Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), luncuran APG yang pertama terjadi dalam durasi 228 detik dengan amplitudo maksimal 40 mm. Disusul kedua berdurasi 132 detik dengan amplitudo maksimal 42 mm.
Hasil perekaman visual dari kamera televisi sirkuit tertutup atau yang dikenal close circuit television (CCTV) Jurang Jero milik BPPTKG-Badan Geologi, terlihat gumpalan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi setelah lava pijar meluncur dari bagian kawah yang berada di puncak Gunung Merapi.
Dari pantauan CCTV tersebut kolom abu kemudian tertiup angin menuju ke arah barat daya-barat-barat laut.
Baca Juga: Bus Penumpang Bima - Dompu Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang
BPPTKG kemudian merilis potensi bahaya hingga saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Atas dasar itu, BPPTKG memberikan rekomendasi kepada masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Baca Juga: Ekshumasi dan Autopsi Digelar Pada Korban Meninggal Kasus Ledakan Tabung Gas CNG di Cibadak Sukabumi
BPPTKG juga meminta masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.(*)