Lebih lanjut Dia menjelaskan, Pusdalops BNPB menerima informasi jika 26 pendaki yang belum berhasil dievakuasi. Diantaranya 20 orang terlacak dari jejak digital sedangkan sisanya terdaftar saat di lokasi Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Marapi.
"Hingga kini belum ada konfirmasi identitas 11 pendaki tersebut apakah masuk ke dalam 26 pendaki yang namanya sudah teridentifikasi melalui mekanisme pendaftaran TWA Gunung Marapi." Pungkas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Baca Juga: 4 Fakta Ambruknya Rumah ke Sungai Cicatih 1 Korban Meninggal Dunia
Sementara itu, data mutakhir dari aktivitas vulkanik di Gunung Marapi per Senin (4/12) pagi, hingga pukul 06.00 WIB, tercatat ada delapan kali letusan dan 43 kali hembusan, dengan Amplitudo paling besar mencapai 14,2 mm serta berdurasi selama 56 detik.
"Erupsi masih terjadi dan upaya pencarian masih kami lakukan," kata Tim Pusdalops BPBD Kabupaten Agam Ade Setiawan Putra, saat dihubungi.
Baca Juga: Viral Kasus 40 ODGJ Jawa Barat yang Terlantar di Cilacap dan Dugaan Pungli Satgantar Bandung
Tim BPBD Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam terus memonitor perkembangan erupsi Gunung Marapi di lokasi guna melakukan tindakan cepat dalam penanganan evakuasi warga apabila kembali terjadi aktivitas vulkanik yang lebih besar.
Tidak hanya itu, pihak BPBD juga mengimbau kepada masyarakat, wisatawan, dan pendaki untuk tidak melakukan aktivitas di bawah radius 3 kilometer dari puncak atau kawah.
Baca Juga: Rumah Ambruk Masuk Sungai Cicatih Sukabumi Pemilik Rumah Tewas Tertimpa Reruntuhan
"Selain itu masyarakat agar memakai masker, topi, dan kaca mata ketika beraktivias di luar ruangan dan tidak menyebarkan informasi yang belum bisa diverifikasi kebenarannya." pungkasnya.
Terkait dengan aktivitas vulkanik, PVMBG masih menetapkan Gunung Marapi pada status level II atau Waspada.(*)