TatarMedia.ID - Forum Islam Bersatu (FIB) Kota Kabupaten Sukabumi soroti pelayanan PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi.
Hal tersebut diungkap Ketua Forum Islam Bersatu Kota Kabupaten Sukabumi, Tutang Sofyan Permady, Senin (08/01).
Pasalnya Tutang sempat tertahan cukup lama di PTSP dengan alasan ketatnya birokrasi, padahal Dia mengaku telah ada janji pertemuan sebelumnya dengan Kakan Kemenag Kabupaten Sukabumi.
Baca Juga: Oknum Kemenag Kabupaten Sukabumi Minta Uang Rp 6 Juta Untuk Pengurusan Cerai Warga Kurang Mampu
"Saya tidak akan kesini bila belum ada janji dengan yang bersangkutan (Kepala Kantor). Karena sehari sebelumnya saya sudah komunikasi dengan Kepala Kantor Kemenag Dadang Ramdani itu jam 19.30 malam tadi," ujar Tutang, Senin (08/01).
Sebagai masyarakat Sukabumi, Tutang menyatakan perlu dilakukan evaluasi manajemen pelayanan Kemenag kabupaten Sukabumi untuk memberikan pelayanan publik lebih baik lagi.
"Kemenag sebagai lembaga pengawasan dan pembinaan dakwah dan akidah, semestinya tidak terlalu refresif dalam menyikapi tamu yang berkunjung di kantor Kemenag," tukasnya.
Baca Juga: Miris! Urus Cerai di Sukabumi Bayar 10 Juta, Kepala KUA Cidadap Akui Terima Uang 6 Juta
"Kemenag menerapkan standar operasional seperti ini bisa saja. Tetapi bilamana situasi instansi tersebut dalam kategori darurat SOS atau bisa dikatakan berada di daerah yang sangat krusial," sambung Dia.
"Permasalahan keagamaan bukan hanya menjadi tanggung jawab lembaga Kemenag saja, tetapi seluruh komponen masyarakat dapat ikut berperan serta dalam peningkatan aqidah terutama untuk meningkatkan ajaran syariat islam," beber Tutang.
Ketua Forum Islam bersatu Kota Kabupaten Sukabumi berharap Kemenag sebagai garda terdepan pengawasan dan pembinaan umat harusnya membuka pintu selebarnya untuk masyarakat atau lembaga lainnya agar bisa menyampaikan informasi dan masukan terhadap berbagai situasi kondisi yang sedang berkembang di daerahnya masing-masing.
Baca Juga: Skuad Garuda Mendarat di Qatar Siap Berlaga di Piala Asia
"Pertanyaannya bagaimana bisa lembaga ini bisa menampung aspirasi masyarakat, bila sistem yang diterapkan sangat begitu ketat dan terlalu birokrasi administrasi, Bisa dibayangkan jangankan masyarakat umum, pribadi saya yang mewakiki lembaga hampir habis waktu untuk menunggu jadwal pertemuan dengan pimpinan lembaga ini, apa lagi yang belum konfirmasi janji dari sebelumnya," tegasnya.