TatarMedia.ID - Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara mengalami erupsi sebanyak empat kali hingga siang ini, Selasa (07/01/2025).
Pada empat kali erupsi sepanjang hari ini, tinggi kolom letusan tertinggi teramati kurang lebih 3000 meter di atas puncak gunung.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Ibu, Ridwan Djalil, tinggi Kolom letusan tertinggi terjadi pukul pukul 11:12 WIT siang ini.
Baca Juga: Gunung Dieng Mengalami Erupsi Freatik, Ini Larangan Bagi Warga Maupun Wisatawan
"Terjadi erupsi Gunung Ibu pada hari Selasa 07 Januari 2025 pukul 11:12 WIT. Tinggi kolom letusan teramati kurang lebih. 3000 meter di atas puncak," ungkap Ridwan dalam keterangan seperti dikutip TatarMedia.ID, Selasa (07/01).
Dalam erupsi ini kolom abu teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 121 detik.
Masih kata Ridwan Djalil, erupsi kembali terjadi pukul 11:16 WIT dengan tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 2000 meter di atas puncak.
Baca Juga: Sosialisasi Megathrust, LSPR dan Masyarakat Sukabumi Bersiap Hadapi Ancaman Tsunami
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 105 detik.
Sementara itu, data dari KESDM, Badan Geologi PVMBG, dua erupsi sebelumnya teramati tinggi letusan sekitar 800 dan 1000 meter diatas puncak.
Saat ini gunung Ibu berada pada Status Level III (Siaga), Masyarakat maupun pengunjung direkomendasikan untuk tidak beraktivitas di dalam radius 4 km dan perluasan sektoral berjarak 5.5 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
Baca Juga: Gunung Ibu di Halmahera Barat Kembali Erupsi Kolom Abu 3 KM
Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut dan mata.
Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax) tidak terpancing isu yang tidak jelas sumbernya dan selalu ikuti himbauan pemerintah setempat. (*)