TatarMedia.ID - Pada pertengahan Januari 2025, beberapa wilayah di Indonesia menghadapi dampak signifikan bencana alam.
Upaya penanggulangan bencana geologi dan hidrometeorologi basah terus dilakukan untuk meminimalisir kerugian dan korban jiwa.
Hal tersebut di ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Sabtu (18/01/2024).
Baca Juga: 3 Kali Tertutup Longsor, Kondisi Terkini Ruas Jalan Bagbagan - Kiaradua
Menurut Muhari, Pos Pemantauan Gunung Ibu mencatat terjadi 11 kali erupsi sepanjang Sabtu (18/1) dengan rata-rata tinggi kolom abu teramati 500 hingga 700 meter di atas puncak.
BNPB dan Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Barat melakukan evakuasi warga beberapa desa di Kecamatan Tabaru, meliputi Desa Sangaji Nyeku, Desa Sosangaji, Desa Tuguis, Desa Togoreba Sungi, Desa Borona, dan Desa Todoke.
"Dari enam desa tersebut, warga Desa Sangaji Nyeku sudah terevakuasi semua oleh Tim Gabungan menuju beberapa titik pengungsian," ungkap Muhari (18/01).
Sebanyak 260 personil gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Satpol PP dan tenaga kesehatan telah dikerahkan untuk mendukung proses evakuasi.
"BNPB memastikan selama dalam status awas, segenap pemerintah pusat dan daerah akan terus memantau dan mendukung kebutuhan warga terdampak," tukasnya.
Selain bencana geologi, bencana hidrometeorologi basah banjir melanda sejumlah wilayah di Indonesia.
Baca Juga: Ribuan Remaja Putri di Karawang Anemia, Seblak dan Jajanan Rendah Gizi Jadi Penyebab
Data yang diterima BNPB, hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara sejak Selasa (14/1) hingga Kamis (16/1) mengakibatkan banjir dengan ketinggian 30 cm melanda 5 kecamatan, berdampak pada 3.111 unit rumah dan 212 hektar sawah terendam.
Upaya yang dilakukan BPBD Kabupaten Batubara, mendistribusikan bantuan, mendirikan tenda pengungsi dan mengerahkan perahu fiber untuk mobilisasi warga terdampak.