TatarMedia.ID - Perselisihan yang sempat memicu aksi saling balas antar kelompok pemuda dan kelompok ormas di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi berakhir damai.
Mediasi perselisihan difasilitasi jajaran Polres Sukabumi berlangsung di Aula Mapolsek Cikembar pada Kamis (06/02/2025) malam dan berkahir dini hari tadi.
Kapolres Sukabumi AKBP Samian melalui Kasat Reskrim Polres Sukabumi, IPTU Hartono, kepada awak media menjelaskan bahwa perselisihan ini berawal dari kesalahpahaman antara pengemudi angkot di depan pintu Blok B PT Glostar Indonesia (GSI) Cikembar.
Baca Juga: Operasi Razia Taksi Gelap dan Knalpot Brong Polres Sukabumi Ratusan Kendaraan Diamankan
Kesalahpahaman ini kemudian berkembang hingga melibatkan kelompok pemuda dan kelompok ormas di wilayah tersebut.
"Situasi sempat memanas karena adanya aksi balas dendam setelah salah satu pihak merasa dianiaya. Namun, berkat koordinasi cepat dengan para tokoh masyarakat dan perwakilan kelompok ormas, kami berhasil meredam potensi konflik yang lebih besar," tegas Hartono, Jumat (07/02).
Mediasi dilakukan Polres Sukabumi melinatkan tokoh masyarakat dan perwakilan kedua belah pihak, disepakati bahwa masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan.
Baca Juga: Kronologi dan Penyebab Tawuran Pelajar dan Alumni 3 SMK di Sukabumi 3 Orang Jadi Korban
Hartono memastikan kedua kubu, baik perwakilan kelompok pemuda maupun kelompok ormas, sepakat untuk berdamai dan tidak melanjutkan proses hukum.
"Kami memohon maaf kepada masyarakat dengan adanya kegaduhan yang melibatkan Ormas Kami. Ormas kami berkomitmen untuk senantiasa membantu kepolisian dalam hal kamtibmas.
"Kami berterimakasih kepada pihak kepolisian yang telah cepat melakukan penanganan sehingga konflik tidak berdampak meluas" ungkap Ketua salah satu Ormas di wilayah kecamatan Cikembar.
Baca Juga: Viral Duel Antar Pelajar di Palabuhanratu Sukabumi, Berujung Isak Tangis
Kasat Reskrim Polres Sukabumi menegaskan bahwa harkamtibmas merupakan tanggung jawab bersama seluruh unsur masyarakat.
"Kami mengapresiasi kesediaan kedua belah pihak untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan musyawarah, sehingga tidak menimbulkan gangguan keamanan yang lebih luas," ungkap Hartono.