Masih kata Kote, gejala gangguan dengar selain ketulian, baik itu merupakan tuli ringan, tuli sedang, tuli berat dan tuli sangat berat, juga bisa disertai dengan nyeri telinga, rasa penuh di telinga, suara berdenging, berdengung, bergemuruh atau disebut dengan Tinitus.
"Cara mencengah terjadinya gangguan pendengaran bisa dilihat dari penyebabnya mencegah ketulian, pada bayi harus diedukasikan kepada ibu hamil, sebelum melahirkan harus dalam kondisi baik dan sehat, pada anak-anak tidak boleh infeksi telinga," ungkap Kote Noordiantha.
"Pada remaja harus cegah jangan sampai terjadi ketulian saraf terutama akibat penggunaan earphone yang terlalu lama," sambung Dia.
Baca Juga: Pantau Pertumbuhan Buah Hati di Klinik Tumbuh Kembang RSUD R Syamsudin SH, Bisa Pakai BPJS
Kote berpesan, bagi penderita yang mengalami gangguan pendengaran, jangan malu untuk menggunakan alat bantu dengar apabila memang sudah terjadi gangguan dengar syaraf setelah dilakukan pemeriksaan pendengaran oleh dokter spesialis THT.
Beberapa layanan pemeriksaan fungsi dengar di UOBK RSUD R Syamsudin SH Sukabumi yang berada di Gedung HMM lantai 2 Jalan Rumah Sakit Belakang, diantaranya,
Layanan OAE (Oto Acoustic Emission) untuk melakukan screening pendengaran pada bayi.
Baca Juga: Gigi Sakit Ngilu Tidak Perlu Dicabut Kunjungi Klinik Konservasi Gigi RSUD R Syamsudin SH Sukabumi
Layanan Audiometri, Timpanometri dan Tes Tuba untuk pemeriksaan pendengaran pada remaja.
Layanan Endoscopy Telinga pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat anatomi telinga lebih dalam.
Selain melayani pasien tunai, Klinik THT RSUD R Syamsudin SH juga melayani pasien BPJS Asuransi Perusahaan dan Nota. Untuk informasi lebih lanjut melalui chat di nomor WhatsApp 0811-1230-0447.(*)