nasional

Aktivitas Dua Perusahaan Ini Justru Ancam Geopark Raja Ampat, Hanya 29 Km dari Piaynemo

Senin, 9 Juni 2025 | 07:27 WIB
Raja Ampat

TatarMedia.ID – Polemik penambangan nikel di kawasan Raja Ampat tengah menjadi sorotan publik, terutama di media sosial.

Keindahan alam yang selama ini menjadi ikon pariwisata Papua Barat Daya kini terancam oleh aktivitas tambang yang mengarah ke kawasan suaka alam perairan dan Geopark.

Sorotan publik sebelumnya mengarah kepada aktivitas PT GAG Nikel di Pulau Gag. Namun, menurut anggota DPD RI asal Papua Barat Daya, Paul Finsen Mayor, perhatian justru harus ditujukan kepada dua perusahaan lain: PT Mulia Raymond Perkasa di Pulau Manyefun dan Batang Pele, serta PT Anugerah Pertiwi Indotama di Kepulauan Paam.

Baca Juga: Kisah Hidup Ustaz Yahya Waloni, Transformasi dari Pendeta Menjadi Ulama

“Kunjungan Menteri ESDM ke Pulau Gag salah sasaran. Justru izin baru di Manyefun, Batang Pele, dan Paam yang menimbulkan kekhawatiran,” tegas Paul dalam keterangannya, Minggu (8/6/2025).

Paul menyebutkan bahwa kedua perusahaan tersebut mengantongi Izin Usaha Pertambangan (IUP) tanpa kajian publik yang memadai.

Ini menimbulkan potensi kerusakan terumbu karang dan gangguan ekosistem laut, terutama karena lokasi tambang hanya berjarak 29 kilometer dari Piaynemo, salah satu destinasi wisata paling ikonik di Raja Ampat.

Baca Juga: Gunung Tangkuban Parahu Berstatus Normal, Tapi Potensi Erupsi Freatik Masih Bisa Terjadi Mendadak

Habitat Pari Manta dan Paus Sperma Terancam

Patrick Nathanael Lintamoni, seorang pemandu wisata setempat, menambahkan bahwa Pulau Yevnabi yang terletak hanya 15 km dari Batang Pele, merupakan area penting karena menjadi cleaning station bagi pari manta, bayi manta, dan paus sperma.

“Kondisi lima pulau suaka alam, yakni Manyefun, Waisilip, Bianci, Mutus, dan Nyos Manggara, saat ini masih terjaga. Tapi siapa yang bisa menjamin jika tambang mulai beroperasi?” tegas Patrick.

Ia menegaskan bahwa fokus perlindungan harus menyasar kawasan-kawasan yang benar-benar berpotensi rusak, bukan mengalihkan isu ke Pulau Gag.

Baca Juga: Pesona Curug Putri Pelangi, Destinasi Impian Pecinta Alam dan Fotografi

Status UNESCO Global Geopark Raja Ampat

Raja Ampat telah ditetapkan sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark dan merupakan Kawasan Konservasi Perairan Nasional. Sekitar 70 persen spesies karang dunia ditemukan di wilayah ini, menjadikannya salah satu pusat keanekaragaman hayati laut dunia.

Masyarakat dan pegiat lingkungan mendesak Kementerian ESDM untuk segera meninjau ulang IUP dari dua perusahaan tersebut demi menjamin keberlanjutan pariwisata dan kelestarian lingkungan laut Raja Ampat.

Tags

Terkini

5 Perlengkapan Darurat yang Harus Ada di Setiap Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 06:00 WIB