TatarMedia.ID - Setiap tanggal 23 Juli, Indonesia merayakan Hari Anak Nasional (HAN), sebagai bentuk penghormatan dan pengingat akan pentingnya pemenuhan hak-hak anak serta perlindungan mereka.
Pada tahun 2025, peringatan Hari Anak Nasional akan mencapai usianya yang ke-41, mengusung tema besar "Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045" dengan tagline "Anak Indonesia Bersaudara".
Tema Hari Anak Nasional ini merefleksikan cita-cita luhur untuk mencetak generasi penerus yang tidak hanya cerdas dan tangguh, tetapi juga memiliki rasa kebersamaan yang kuat dalam keberagaman.
Baca Juga: Alami Koma 20 Tahun, Pangeran Arab Saudi Al Waleed bin Khalid Kini Meninggal Dunia
Anak-anak Indonesia diharapkan tumbuh sebagai pribadi yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila, siap menghadapi tantangan masa depan, dan mampu berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa menuju visi Indonesia Emas 2045.
Logo HAN 2025 didesain berbentuk oval dengan dominasi warna merah, putih, dan abu-abu, masing-masing mengandung makna filosofis yang mendalam:
1. Tiga Anak Mengibarkan Bendera Merah Putih:
Komposisi ini melambangkan kesetaraan hak bagi seluruh anak Indonesia, termasuk anak-anak dengan disabilitas, untuk meraih mimpi dan masa depan yang cerah.
Baca Juga: Si Kecil Pemalu? Ini 7 Cara Efektif Mengajari Anak Bersosialisasi
Ketiga anak tersebut merepresentasikan generasi penerus bangsa yang hidup dalam semangat keberagaman di bawah naungan bendera pusaka Indonesia.
Ini menegaskan bahwa setiap anak memiliki potensi tanpa terkecuali, dan mereka adalah simbol persatuan dalam perbedaan.
2. Warna Merah dan Putih:
Penggunaan warna merah dan putih pada logo tidak hanya merepresentasikan bendera negara, tetapi juga melambangkan keberanian, nasionalisme, kebersamaan, optimisme, kreativitas, dan semangat gotong royong yang harus dimiliki oleh anak-anak Indonesia.
3. Garis Abu-abu:
Baca Juga: 7 Penyebab Anak Sulit Menerima Nasihat Orangtua, Simak Cara Mengatasinya
Garis-garis berwarna abu-abu pada logo mengindikasikan perkembangan kebutuhan anak dari waktu ke waktu.
Hal ini menjadi pengingat akan pentingnya pemenuhan hak-hak anak dan perlindungan mereka yang harus selalu disesuaikan dengan potensi dan kerentanan yang mereka miliki.