tokoh-politik

Jejak Hidup Alfred Simanjuntak, Inspirator Lagu Kebangsaan "Bangun Pemudi-Pemuda"

Selasa, 28 Oktober 2025 | 11:51 WIB
Mengenang Alfred Simanjuntak Pencipta (puspita)

TatarMedia.ID - Alfred Simanjuntak adalah sosok penting dalam sejarah musik nasional Indonesia. Lahir di Parlombuan, Tapanuli Utara, Sumatra Utara, pada 8 September 1920, ia dikenal sebagai pencipta lagu "Bangun Pemudi-Pemuda".

"Bangun Pemudi-Pemuda" yang diciptakannya adalah sebuah lagu yang sering dikumandangkan dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda, setiap 28 Oktober. Alfred Simanjuntak sendiri berasal dari keluarga guru, anak dari pasangan Lamsana Simanjuntak dan Kornelia Silitonga.

Sejak kecil, Alfred Simanjuntak hidup sederhana bersama tujuh saudaranya. Ia menempuh pendidikan di Hollandsche Inlandsche Kweekschool (HKS) di Solo pada 1935–1941.

Baca Juga: Mengetahui Teks Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang Asli dengan Lengkap

Setelah lulus, ia bekerja sebagai guru musik di Kutoarjo dan kemudian di Semarang, mengajar di Sekolah Rakyat Sempoerna Indonesia.

Di sini, ia berinteraksi dengan tokoh-tokoh pergerakan seperti Parada Harahap dan Bahder Djohan, memanfaatkan musik untuk menumbuhkan semangat kebangsaan di kalangan siswa.

Ciptaan Lagu Bangun Pemudi-Pemuda

Pada 1943, di usia 23 tahun, Alfred menciptakan lagu "Bangun Pemudi-Pemuda". Ia terinspirasi saat sedang mandi, mendengar melodi yang kemudian ia tulis segera.

Baca Juga: Hari Sumpah Pemuda 2025: Tema, Logo, dan Maknanya

Lagu ini menggambarkan semangat anak muda dalam menghadapi penjajahan dan menjadi simbol perjuangan bangsa. Namun, karena liriknya yang patriotik, Alfred sempat diburu oleh tentara Jepang.

Dedikasi dalam Dunia Pendidikan dan Musik

Alfred mengabdikan hidupnya di dunia pendidikan dan musik. Ia melanjutkan studi di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1950–1952) dan kemudian di Belanda (1954–1956). Pada 2001, ia dianugerahi gelar Doctor Honoris Causa dari Saint John University atas pengabdiannya selama 60 tahun di bidang pendidikan.

Selain "Bangun Pemudi-Pemuda", Alfred menciptakan ratusan lagu nasional dan rohani, seperti "Di Manakah Tanah Airku" dan "Tanah Airku Indonesia". Ia juga menulis lagu berirama dangdut, "Terumbu Karang", atas permintaan LIPI untuk disosialisasikan di kawasan pesisir.

Baca Juga: Jejak Emas Letjen TNI Syafei Kasno, Sang Adhi Makayasa yang Kini Jabat Danpusterad

Akhir Hayat dan Warisan

Di usia senja, Alfred mendirikan paduan suara anak Indonesia dan sering diundang tampil di luar negeri. Ia meninggal dunia pada 25 Juni 2014 di Rumah Sakit Siloam, Tangerang.

Meskipun kurang mendapat perhatian pemerintah, dedikasi dan jasanya di dunia musik dan pendidikan tetap dikenang. Ia pernah mengatakan, "Terserahlah. Saya hanya merasa tergugah menciptakan dan menyumbangkan sesuatu untuk negeri tercinta ini."

Tags

Terkini

Sebelum Pergi, Ini Kata-kata Terakhir Antasari Azhar

Senin, 10 November 2025 | 07:01 WIB