Indonesia Berisiko Alami Resesi Setelah Donald Trump Berlakukan Tarif Impor Naik 32 Persen

Photo Author
- Sabtu, 5 April 2025 | 10:08 WIB
Langkah Trump Naikkan Tarif Impor di Berbagai Negara yang Menimbulkan Risiko Tinggi. (instagram.com/whitehouse)
Langkah Trump Naikkan Tarif Impor di Berbagai Negara yang Menimbulkan Risiko Tinggi. (instagram.com/whitehouse)

TatarMedia.ID -  Keputusan Presiden AS Donald Trump berlakukan tarif 32 persen pada produk asal Indonesia mulai Rabu 3 April 2025 memicu kekhawatiran kalangan pelaku industri.

Dampaknya diperkirakan cukup besar terhadap ekspor Indonesia, terutama di sektor otomotif, elektronik, serta industri padat karya seperti tekstil dan pakaian jadi.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai bahwa tarif baru ini dapat memicu resesi pada kuartal IV 2025 serta mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor.

Baca Juga: ATEEZ Siap Guncang Dunia dengan Tur Konser In Your Fantasy, Jangan Sampai Ketinggalan!

Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menyiapkan beberapa langkah strategis untuk menghadapi tantangan ini.

Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Noudhy Valdryno, mengungkapkan bahwa Prabowo telah menyiapkan tiga langkah utama untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah perubahan kebijakan global.

1. Memperluas Mitra Dagang dengan Bergabung ke BRICSPrabowo telah membawa Indonesia menjadi anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan).

Baca Juga: TikTok Diblokir Total di Amerika Serikat, Pengguna AS Terancam Denda Rp 81,9 Juta per Orang

Keanggotaan ini memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan internasional dan membuka peluang ekspor ke pasar non-tradisional.

Berbagai perjanjian dagang multilateral yang melibatkan BRICS diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada pasar AS.

2. Percepatan Hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA)Prabowo mempercepat hilirisasi sektor pertambangan agar Indonesia tidak hanya mengekspor bahan mentah, tetapi juga produk bernilai tambah.Contohnya, kebijakan hilirisasi nikel telah berhasil meningkatkan nilai ekspor dari US$ 3,7 miliar pada 2014 menjadi US$ 34,3 miliar pada 2022.

Baca Juga: Donald Trump hingga Billie Jean King Beri Tanggapan Atas Kepergian George Foreman

Dengan hilirisasi, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah ke AS dan meningkatkan daya saing di pasar global.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dian Syahputra Pasi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X