Tim survei sensor peringatan dini banjir lahar Gunung Ibu selanjutnya melaksanakan kegiatan pada Rabu (24/7). Tim survei terdiri dari gabungan unit kerja Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom), Direktorat Pemetaan Evaluasi Risiko Bencana (PERB), dan Direktorat Peringatan Dini BNPB dibantu oleh BPBD Kabupaten Halamahera Barat, Personil Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ibu, dan warga setempat.
Survei dimulai dari Desa Togoreba Sungi yang merupakan desa terdekat dari kawah Gunungapi Ibu. Jaraknya sekitar lima kilometer dari bibir kawah. Desa ini merupakan wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) I.
Baca Juga: Demolish Batu Material Gunung Marapi Penyebab Galodo
"Rencananya, sensor peringatan dini akan dipasang sejauh tiga kilometer dari pemukiman warga. Hal ini berdasarkan asumsi kecepatan aliran lahar dingin 6 menit per 1 kilometer. Jika lokasi sensor berjarak 3 kilometer untuk menginformasikan bahaya lahar dingin, maka warga memiliki waktu 18 menit untuk evakuasi," jelas Muhari.
Hasil observasi di lapangan menunjukkan kondisi jalur lahar di hulu cukup dalam ketinggiannya, cukup lebar, dan tertutup vegetasi lebat sedangkan jalur lahar di hilir relatif dangkal dan pendek.
Baca Juga: Mitigasi Galodo Gunung Marapi Susulan BNPB dan BMKG Usulkan Pembuatan Sabo Dam
Data yang diperoleh dari survei ini akan dikaji lebih lanjut dan akan dilaksanakan survei lanjutan.
"Dari hasil survei sementara ini, BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah setempat untuk mengupayakan pengerukan atau pembersihan aliran sungai di wilayah hilir seperti di Sungai Duono dan beberapa sungai mati lainnya sebagai langkah mitigasi limpahan lahar dingin di wilayah hilir." Pungkas Muhari.(*)
Artikel Terkait
Mitigasi Bencana Galodo Gunung Marapi Susulan
Teknologi Modifikasi Cuaca Selama Proses Pemulihan Wilayah Terdampak Banjir Lahar Dingin Sumatera Barat
Ancaman Lahar Dingin Gunung Marapi Masih Mengancam
Demolish Batu Material Gunung Marapi Penyebab Galodo
Upaya Mitigasi Potensi Banjir Lahar Dingin Pasca Erupsi Gunung Ibu