Rapat koordinasi Posko di hari kedua ini dikoordinasikan BNPB melalui Deputi Bidang Penanganan Darurat Brigjen TNI Lukmansyah dan Deputi Bidang Logistik dan Peralatan Dr. Lilik Kurniawan.
Berkenaan dengan pemetaan spasial, BNPB melalui Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan bersama Direktorat Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana mengerahkan personel dan drone untuk memotret kawasan terdampak, seperti kondisi hulu, aliran material bebatuan dan topografi setempat.
Analisis spasial ini dapat digunakan sebagai rekomendasi dalam penentuan relokasi maupun mitigasi bencana.
Baca Juga: Banjir Bandang Ternate 13 Warga Meninggal Dunia
Terkait relokasi wilayah terdampak, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan Dr. Lilik Kurniawan mengatakan, perlu dilakukan analisis komprehensif terutama terkait dengan persoalan sosial.
"Warga yang tidak terdampak dan berada di kawasan bahaya enggan untuk relokasi. Ini tentunya menjadi tantangan pemerintah daerah setempat untuk memberikan pemahaman risiko kepada masyarakat sehingga mereka bersedia relokasi," terang Lilik Kurniawan.
Lilik menambahkan, hal tersebut perlu dikaji dan dikomunikasikan kepada berbagai pihak dalam rangka desain program relokasi sebagai solusi berkelanjutan. Hal tersebut selanjutnya juga harus dikomunikasikan kepada masyarakat.
Baca Juga: Pembacok Pelajar SMP di Cicurug Diringkus Polisi Ternyata Masih Bocil
Terkait dengan manajemen gudang logistik, personel BNPB memberikan penjelasan kepada BPBD Kota Ternate mengenai tata kelola, seperti pencatatan penerimaan-pengeluaran dan penataan barang. Selain itu, pendampingan BNPB juga dilakukan pada administrasi pemanfaatan DSP yang akuntabel.(*)
Artikel Terkait
Situasi Terkini Banjir Bandang di Ternate Kepala BNPB Tinjau Lokasi Terdampak
Gempabumi Guncang Ternate Maluku Utara
Banjir Bandang di Ternate Korban Meninggal Dunia Bertambah 16 Jiwa
Kepala BNPB dan Menko PMK Tinjau Korban Bencana Banjir Bandang Ternate
Banjir Bandang di Ternate, Korban Meninggal Dunia Bertambah Jadi 18 Orang