Sehingga, sangat penting bagi instansi terkait Pengurangan Risiko Bencana (PRB) untuk menentukan tindakan transmisi komunikasi yang tepat setelah gempa terjadi sebelum adanya informasi peringatan dini dari BMKG.
Saat BMKG telah mengeluarkan informasi gempa di atas M5,0 dengan kedalaman dangkal, pemerintah daerah dan masyarakat dapat bersiaga dan mulai menjauhi laut untuk evakuasi.
Melalui kegiatan yang melibatkan banyak lembaga dari tingkat nasional, regional, Provinsi, Kabupaten/Kota, hingga masyarakat ini diharapkan dapat terjadi komunikasi yang efektif dalam penyampaian informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami.
Baca Juga: Mitigasi Galodo Gunung Marapi Susulan BNPB dan BMKG Usulkan Pembuatan Sabo Dam
Dalam latihan ini, seluruh peserta belajar tentang langkah-langkah yang harus diambil sebelum, saat, dan setelah terjadinya gempabumi dan tsunami.
Diharapkan terjadi komunikasi yang lancar dari hulu hingga hilir sehingga masyarakat mendapatkan informasi dari BMKG dan bisa selamat terhadap ancama gempa yang berpotensi tsunami.
"Sehingga pengetahuan, pengalaman, dan evaluasi yang diperoleh dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat khususnya kota Palu dalam membangun kesadaran dan kesiapsiagaan demi mencapai zero victim," papar Daryono.
Baca Juga: Dampak Gempabumi Megathrust di Jepang ke Indonesia, Ini Penjelasan BMKG
Latihan Uji Komunikasi, bertujuan untuk meningkatkan pengembangan kapasitas dalam pelaksanaan sosialisasi peringatan gempabumi dan tsunami, yaitu dengan memperbaharui konten pesan peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG, menyempurnakan alur komunikasi peringatan dini dari tingkat nasional sampai masyarakat terdampak.
Selanjutnya memperkaya materi pendidikan kepada lembaga PRB dan masyarakat, menguji coba diseminasi peringatan dini di seluruh stakeholder PRB serta masyarakat di Kota Palu (termasuk rekan-rekan ragam disabilitas); dan menyelesaikan uji coba fitur pedoman narasi pop-up pada tampilan WRS.
Sementara itu JICA-BMKG Project Leader, Akihiro Furuta, membeberkan, hasil dari kegiatan ini akan digunakan untuk meningkatkan isi dari informasi gempabumi dan peringatan tsunami yang di keluarkan BMKG dan alur diseminasi informasi yang sudah ada mulai dari tingkat pusat hingga ke tingkat masyarakat.
Baca Juga: Penjelasan BMKG Terkait Rangkaian Gempabumi Kuningan Akibat Sesar Ciremai
Latihan ini digunakan untuk mengembangkan, merevisi alat, metode, dan bahan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan yang tepat terhadap bencana.
"Oleh karena itu, kami mengundang semua peserta dalam latihan ini untuk memberikan umpan balik yang berarti tentang informasi itu sendiri dan prosedur komunikasi yang ada untuk perbaikan lebih lanjut dari metodologi penyebaran informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang dikeluarkan oleh BMKG agar lebih berorientasi pada penerima dan pengguna informasi," jelas Akihiro Furuta.
Artikel Terkait
Penjelasan BMKG Terkait Rangkaian Gempabumi Kuningan Akibat Sesar Ciremai
BMKG : Waspada Gelombang Tinggi hingga 4 Meter di Perairan Indonesia
Dampak Gempabumi Megathrust di Jepang ke Indonesia, Ini Penjelasan BMKG
Gunungkidul DIY Diguncang Gempa, BMKG : Telah Tercatat 258 Kali Gempa Susulan
Data Gempa Jangka Panjang BMKG Zona Sesar Garsela Adalah Zona Paling Aktif Gempa di Pulau Jawa