PVMBG juga memperkirakan erupsi masih akan terjadi ke depannya mengingat gempa pada vulkanik dangkal dan dalam mengalami kenaikan.
Terekam pula gempa low frekuensi yang mengalami kenaikan dari periode sebelumnya mengindikasikan adanya aliran magma menuju permukaan.
Baca Juga: BMKG : Waspada Gelombang Tinggi hingga 4 Meter di Perairan Indonesia
Gempa tektonik lokal dan tektonik jauh juga mengalami kenaikan dibandingkan periode sebelumnya.
Dari pengamatan instrumental, jenis gempa yang terekam pada periode 8 hingga 15 Oktober 2024 sebanyak 46 kali gempa letusan, 5 kali gempa guguran, 13 kali gempa hembusan, 71 kali harmonik, 3 kali gempa low frekuensi, 80 kali vulkanik dangkal, 49 kali vulkanik dalam, 12 kali gempa tektonik lokal, 50 kali tektonik jauh.
Baca Juga: Gunungkidul DIY Diguncang Gempa, BMKG : Telah Tercatat 258 Kali Gempa Susulan
Guna mengantisipasi dampak yang terjadi akibat erupsi ini terhadap masyarakat, BPBD Kabupaten Flores Timur terus melakukan koordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki – laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang. BPBD juga membantu masyarakat membersihkan rumah dari puing reruntuhan atap yang terdampak hujan abu Gunung Lewotobi Laki-laki.
Selain itu diimbau juga kepada masyarakat yang agar tetap memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan. Selain itu, masyarakat perlu mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi khususnya di daerah Dulipali, Padang Pasir, dan Nobo.(*)
Artikel Terkait
Dampak Gempabumi Megathrust di Jepang ke Indonesia, Ini Penjelasan BMKG
Gunung Dukono di Halmahera Maluku Utara Kembali Erupsi
Edukasi Dua Gunung Api Aktif di Kabupaten Sukabumi Erupsi
Gunungkidul DIY Diguncang Gempa, BMKG : Telah Tercatat 258 Kali Gempa Susulan
Data Gempa Jangka Panjang BMKG Zona Sesar Garsela Adalah Zona Paling Aktif Gempa di Pulau Jawa