TatarMedia.ID - Gempa tektonik magnitudo 5,1 guncang wilayah Laut Banda, Maluku, pukul 17.51.32 WIB, kamis (19/12/2024).
Episenter gempa berada pada koordinat 6,32° Lintang Selatan 130,43° Bujur Timur, pusat gempa berlokasi di laut pada jarak 207 Km arah Barat Laut Tanimbar, Maluku, di kedalaman 149 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat deformasi batuan dalam lempeng Laut Banda," ungkap Daryono, Direktur Gempabumi dan Tsunami pada BMKG, Kamis (19/12).
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap) guncangan dirasakan di daerah Amahai, Maluku Tengah, pada skala intensitas II - III MMI.
Guncangan juga dirasakan di daerah Wer Maktian, Maluku Tenggara Barat pada skala intensitas II - III MMI dan daerah Dawelor Dawera, Maluku Barat Daya dengan skala intensitas II MMI.
Baca Juga: Siswi SD di Sukabumi Tewas Tenggelam Saat Akan Praktek Renang di Kadudampit
Hasil pantauan BMKG, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
"Hingga pukul 18.17 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (after shock)," ungkap Daryono.
Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Hindari bangunan retak atau rusak akibat gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa dan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.(*)
Artikel Terkait
BNPB dan BMKG Melaksanakan Modifikasi Cuaca di Langit Sukabumi
Bencana Sukabumi, Walhi Desak Polisi Sidik Perusahaan Tambang Diduga Penyebab Bencana
Walhi Sepakat Dengan Gubernur Terpilih Dedi Mulyadi, Aktivitas Tambang Diduga Berkontribusi Atas Bencana Hebat Sukabumi
Usulan Penghentian Tambang di Area Rawan Bencana dan Status Hutan Sukabumi Jadi Sorotan Rakor Satgas Konservasi SDA
Fenomena La Nina dan Monsoon Musim Hujan Masih Cukup Tinggi di Jawa Barat