La Nina Lemah Dominasi Cuaca Ekstrem, Jawa Timur Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi

Photo Author
- Senin, 23 Desember 2024 | 11:58 WIB
Pantauan Satelit BMKG (https://www.bmkg.go.id/)
Pantauan Satelit BMKG (https://www.bmkg.go.id/)

TatarMedia.ID – Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa fenomena La Nina Lemah menjadi pemicu utama meningkatnya intensitas hujan di Indonesia.

Dalam Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi 2024 yang digelar di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Dwikorita menegaskan bahwa kondisi ini membawa dampak signifikan pada cuaca ekstrem di berbagai wilayah.

Rapat Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi 2024 juga dihadiri oleh Menko PMK Pratikno, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, dan Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono.

Baca Juga: Ternyata Seperti Ini Teknis Modifikasi Cuaca di Jawa Barat dan Jawa Tengah

"Indonesia sedang berada di puncak musim hujan, diperkuat oleh fenomena La Nina Lemah, Madden-Julian Oscillation (MJO), dan potensi Cold Surge dari Siberia. Semua ini meningkatkan curah hujan hingga 20–40 persen di banyak wilayah," ujar Dwikorita dalam Rakor Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi 2024 itu.

Dinamika atmosfer seperti gelombang Rossby dan Kelvin juga memperkuat terjadinya hujan lebat. BMKG mencatat, kondisi ini diperburuk oleh bibit siklon yang memicu angin kencang, gelombang tinggi, serta banjir rob di wilayah pesisir.

Baca Juga: BNPB dan BMKG Melaksanakan Modifikasi Cuaca di Langit Sukabumi

Ditempat yang sama, Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menyebutkan bahwa seluruh wilayah Jatim telah memasuki musim hujan, dengan puncaknya diperkirakan pada Februari 2025.

Curah hujan di wilayah ini diperkirakan berada pada kategori menengah hingga sangat tinggi (201–>500mm), dengan potensi bencana banjir, longsor, dan gelombang tinggi.

"Pemprov Jatim telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi dengan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur. Kami juga melakukan apel siaga, pengecekan Early Warning System (EWS), hingga distribusi logistik dan peralatan ke Kabupaten Kota," jelas Adhy.

Baca Juga: BMKG : Antisipasi Potensi Cuaca Ekstrem Selama Nataru, Minta Masyarakat Peka Informasi

Pemprov Jatim juga membagi mitigasi bencana menjadi delapan klaster wilayah, seperti Metropolitan, Madura, Malang Raya, dan DAS Bengawan Solo serta WS Brantas.

Pembagian ini bertujuan mempercepat respons bencana di daerah-daerah rawan.

BMKG Imbau Masyarakat Waspada dan Manfaatkan InfoBMKG untuk Pantauan Cuaca

BMKG terus mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang dapat diakses melalui aplikasi InfoBMKG.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Aldi K

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Perlengkapan Darurat yang Harus Ada di Setiap Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 06:00 WIB
X