TatarMedia.ID – Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa fenomena La Nina Lemah menjadi pemicu utama meningkatnya intensitas hujan di Indonesia.
Dalam Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi 2024 yang digelar di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Dwikorita menegaskan bahwa kondisi ini membawa dampak signifikan pada cuaca ekstrem di berbagai wilayah.
Rapat Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi 2024 juga dihadiri oleh Menko PMK Pratikno, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, dan Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono.
Baca Juga: Ternyata Seperti Ini Teknis Modifikasi Cuaca di Jawa Barat dan Jawa Tengah
"Indonesia sedang berada di puncak musim hujan, diperkuat oleh fenomena La Nina Lemah, Madden-Julian Oscillation (MJO), dan potensi Cold Surge dari Siberia. Semua ini meningkatkan curah hujan hingga 20–40 persen di banyak wilayah," ujar Dwikorita dalam Rakor Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi 2024 itu.
Dinamika atmosfer seperti gelombang Rossby dan Kelvin juga memperkuat terjadinya hujan lebat. BMKG mencatat, kondisi ini diperburuk oleh bibit siklon yang memicu angin kencang, gelombang tinggi, serta banjir rob di wilayah pesisir.
Baca Juga: BNPB dan BMKG Melaksanakan Modifikasi Cuaca di Langit Sukabumi
Ditempat yang sama, Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menyebutkan bahwa seluruh wilayah Jatim telah memasuki musim hujan, dengan puncaknya diperkirakan pada Februari 2025.
Curah hujan di wilayah ini diperkirakan berada pada kategori menengah hingga sangat tinggi (201–>500mm), dengan potensi bencana banjir, longsor, dan gelombang tinggi.
"Pemprov Jatim telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi dengan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur. Kami juga melakukan apel siaga, pengecekan Early Warning System (EWS), hingga distribusi logistik dan peralatan ke Kabupaten Kota," jelas Adhy.
Baca Juga: BMKG : Antisipasi Potensi Cuaca Ekstrem Selama Nataru, Minta Masyarakat Peka Informasi
Pemprov Jatim juga membagi mitigasi bencana menjadi delapan klaster wilayah, seperti Metropolitan, Madura, Malang Raya, dan DAS Bengawan Solo serta WS Brantas.
Pembagian ini bertujuan mempercepat respons bencana di daerah-daerah rawan.
BMKG Imbau Masyarakat Waspada dan Manfaatkan InfoBMKG untuk Pantauan Cuaca
BMKG terus mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang dapat diakses melalui aplikasi InfoBMKG.
Artikel Terkait
Masalah Tambang Ilegal dan Penataan Catchment Area Sebagai Mitigasi Bencana Sukabumi
Angin Puting Beliung Mengamuk di Pangandaran dan Ciamis
Peringati Hari Ibu, BRI Perkuat Peran Perempuan dalam Ekonomi melalui Program AURA
PORKAB Sukabumi Hari ke-7, Sukaraja Unggul, Final Esports dan Sepak Bola Jadi Sorotan
Gempa Tektonik Berkekuatan M5,2 Guncang Sukabumi
Temu Mayat Laki-laki di Sawah TKP Kalibunder Sukabumi, Inilah Faktanya
Aksi Nekat Maling Motor di Sasagaran Kebonpedes Sukabumi, Motor Digotong Lewat Sawah
Libur Natal dan Tahun Baru 2025, Tenang! BRI Tetap Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking BRI, Berikut Jadwalnya
Laut Hijau Toska dan Hutan Mangrove, Pesona Teluk Hijau Permata Tersembunyi Banyuwangi
Perhatikan 6 Tanda Skincare Tidak Cocok dengan Kulitmu dan Cara Mengatasinya