Suharyanto juga melakukan penanaman pohon di pekarangan rumah contoh sebagai bentuk pemulihan pascabencana. Total ada 13 pohon yang terdiri dari pohon durian dan pohon mangga.
Kedua pohon ini dipilih karena memiliki nilai ekologi dan ekonomi. Nilai ekonomi didapat dari hasil dari buah, sedangkan nilai ekologinya dari akar pohon ini dapat digunakan untuk pengikat tanah sehingga dapat mengantisipasi potensi ancaman longsor.
Kunker Kepala BNPB meninjau Riksa sebagai rumah percontohan ini didampingi Wakil Bupati Sukabumi, Iyos Somantri.
Wabup menyatakan apresiasi atas langkah cepat yang dilakukan Pemerintah pusat melalui BNPB kepada korban bencana di Kabupaten Sukabumi.
"Ini relokasi mandiri karena tanahnya merupakan hibah dari masyarakat, dan pemerintah turut membantu pembangunannya," ujar Iyos Somantri.
Iyos menilai rumah yang dibangun sebagai percontohan memiliki kualitas baik aman dan sangat bermanfaat bagi warga terdampak.
"Rumahnya cukup bagus, dan pembangunannya selesai dalam waktu 15 hari. Ini pekerjaan yang sangat cepat dan, insyaallah bermanfaat," pungkasnya.
Sebagai informasi, sebanyak 12 rumah di Desa Wanajaya terdampak bencana pergerakan tanah, dengan rincian 5 rumah mengalami kerusakan berat dan 7 rumah berstatus rusak ringan.(*)
Artikel Terkait
Pemerintah Pastikan Bantuan Rumah Rusak Dampak Bencana di Sukabumi Ini Mekanismenya
Bencana Sukabumi, Walhi Desak Polisi Sidik Perusahaan Tambang Diduga Penyebab Bencana
Walhi Sepakat Dengan Gubernur Terpilih Dedi Mulyadi, Aktivitas Tambang Diduga Berkontribusi Atas Bencana Hebat Sukabumi
Curah Hujan Tinggi Akibatkan Banjir Bandang Tapanuli Selatan: 495 Rumah Terdampak, 250 Keluarga Mengungsi
Dipasang Stiker Rumah Penerima PBI Bersumber APBD Kabupaten Sukabumi