"Untuk itu bagi kita yang tinggal di Indonesia dan memiliki sebaran 402 segmen sesar aktif, tentu perlu mewaspadai terjadinya gempa kerak dangkal akibat sesar aktif," ungkap Daryono.
Catatan katalog BMKG mengungkap bahwa di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sering terjadi gempa dangkal dengan magnitudo kurang dari M5.0 namun menimbulkan kerusakan cukup signifikan diantaranya Gempa Klangon Madiun pada tahun 2015 (M4,2), Gempa Pangalengan 2016 (M4.2), Gempa Garut 2017 (M3.7), Gempa Banjarnegara 2017 (M4.2), dan Gempa Kuningan-Brebes 2019 (M4.2).
Baca Juga: Polisi Bubarkan Aktivitas Balap Liar di Perkebunan Teh Cigaru Sukabumi
"Untuk itu sebagai solusi utama mitigasi gempa adalah dengan mewujudkan bangunan tahan gempa dan bangunan ramah gempa jika kita bermukim di sekitar jalur sesar aktif." pungkasnya.(*)
Artikel Terkait
Dikhawatirkan Terganggu, Kepala BMKG Pastikan Anggaran Pengelolaan Gempa dan Tsunami Aman
Gempa Terkini Magnitudo 4,5 Guncang Dompu NTB, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Pencurian dan Pengrusakan Alat Monitoring Gempa dan Tsunami Milik BMKG
BMKG Pasang Alat Pemantau Tsunami Terbaru
BMKG Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca Tekan Resiko Banjir Jabodetabek