TatarMedia.ID - Seharusnya saat ini wilayah Indonesia memasuki musim kemarau, namun di sebagian besar wilayah, curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih terjadi.
Tanggapi fenomena cuaca ini, BMKG menjelaskan jika musim kemarau bukan berarti tanpa hujan sama sekali.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, sebelumnya menyatakan bahwa dalam kondisi iklim Indonesia yang kompleks, musim kemarau tetap bisa diselingi oleh hujan.
Baca Juga: Kabar Gembira! CPNS dan PPPK akan Segera Dapat NIP dan Pengumuman Pengangkatan
"Meski musim kemarau, bukan berarti tak ada hujan," ungkap Dwikorita dalam keterangan resminya seperti dikutip TatarMedia.ID, Sabtu (12/04).
Beberapa faktor lain juga bisa memengaruhi pola cuaca di Indonesia, termasuk faktor global dan lokal.
"Keragaman iklim di Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi musim, tapi juga pengaruh global seperti El Nino/La Nina, Madden Julian Oscillation (MJO), serta faktor lokal," tambahnya.
Bahkan, suhu permukaan laut yang menghangat di sekitar wilayah Indonesia juga ikut mendorong terbentuknya awan dan potensi hujan.
Kondisi topografi Indonesia yang kompleks turut memperkuat variasi cuaca di tiap daerah.
"Topografi yang terdiri dari pegunungan, lembah, dan garis pantai menyebabkan pola hujan yang berbeda-beda meskipun berada di musim yang sama," jelasnya lagi.
Baca Juga: Aktivitas Gunung Gede Terkini Pasca Kenaikan Kegempaan Vulkanik
Dalam rilis resmi BMKG, diprediksi sebanyak 403 Zona Musim (ZOM) di Indonesia akan memasuki musim kemarau mulai April hingga Juni 2025.
Wilayah-wilayah di Nusa Tenggara diperkirakan lebih dahulu mengalami kemarau dibandingkan daerah lain.
Artikel Terkait
Operasi Modifikasi Cuaca Untuk Menekan Potensi Hujan dan Banjir di Jabodetabek
Operasi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Dilakukan Malam Hari
Libur Lebaran Tak Perlu Khawatir Hujan! Ini 3 Wisata Indoor Seru di Bandung
Ironi! Padahal Musim Hujan 70 Hektare Areal Pertanian di Cibadak Sukabumi Kekeringan 2 Kali Gagal Panen
Pohon Tumbang Timpa Pengendara Motor di Palabuhanratu Sukabumi