TatarMedia.ID - Gempa letusan turun cukup signifikan, tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki Nusa Tenggara Timur, turun dari Level IV (Awas) ke Level III (Siaga).
Hasil pengamatan terkini, Gunung Lewotobi Laki-laki terlihat jelas hingga tertutup kabut dengan intensitas tebal. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal tinggi sekitar 50-1200 meter dari puncak
Sementara itu cuaca cerah hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, timur, barat daya, barat dan barat laut. Suhu udara sekitar 17-32.9°C, Minggu (10/08/2025).
Baca Juga: Taman Film Bandung, Ruang Publik Kreatif di Bawah Jembatan Pasupati
Terjadi Letusan dengan tinggi 800-18000 meter dari puncak, kolom erupsi letusan berwarna kelabu. Guguran teramati dengan jarak luncur 700 meter dari puncak, dan arah luncuran ke arah barat laut.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dalam keterangannya menyebut, data kegempaan dari 1 hingga 10 Agustus terjadi sebanyak 6 kali Gempa Letusan, 21 Gempa Guguran, 68 kali Gempa Hembusan, 9 kali Tremor Harmonik, 212 tremor Non Harmonik, 91 kali Gempa Low Frequency, 245 kali Gempa Vulkanik Dalam, 31 kali Gempa Tektonik Lokal, 43 kali Gempa Tektonik Jauh, dan 1 kali Tremor Menerus dengan amplitudo dominan 4.4mm.
"Data kegempaan mengindikasikan tren penurunan aktivitas vulkanik menuju kestabilan jangka pendek, dengan dominasi gempa dangkal dan gempa permukaan," terang Wafid, Minggu (10/08).
Baca Juga: Gempa Berkekuatan M6,6 Guncang Selandia Baru, BMKG : Tidak Berdampak ke Indonesia
Lanjut Wafid, penurunan signifikan pada gempa hembusan menunjukkan berkurangnya tekanan dari dalam, sementara itu lubang diatrema tidak ada sumbatan sehingga menghasilkan asap tipis hingga tebal dengan tekanan lemah hingga sedang.
"Gempa letusan mengalami penurunan cukup signifikan, sedangkan Tremor Harmonik, Tremor Non-Harmonik, dan gempa Low Frequency masih mendominasi, namun trennya
menurun." sambung Dia.
Tidak hanya itu, tidak terekam gempa vulkanik dangkal, menandakan tidak ada sumbatan di kedalaman dangkal sehingga sistem berada dalam fase open system yang memungkinkan
pergerakan magma dan gas tanpa hambatan berarti.
Baca Juga: Beneran Ada Gerhana Matahari Total 2 Agustus 2025? Ini Kata BMKG
"Jumlah gempa vulkanik dalam juga
menurun, mengindikasikan suplai magma baru dari kedalaman berkurang," jelasnya lagi.
Menurut Wafid, pemantauan deformasi menggunakan Tiltmeter pasca erupsi 1 Agustus 2025 menunjukkan pergerakan yang mulai stabil.
Artikel Terkait
Gunung Tangkuban Parahu Berstatus Normal, Tapi Potensi Erupsi Freatik Masih Bisa Terjadi Mendadak
Gunung Lewotobi Laki-Laki Kembali Meletus, Kolom Abu Capai 10 Km dan Disertai Hujan Kerikil
Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT Kembali Erupsi Tinggi Kolom Letusan 13000 Meter
Bumi Pelangi Jalaksana: Surga Tersembunyi Penuh Warna di Lereng Gunung Ciremai
Aktor Korea Song Young Kyu Ditemukan Tewas di Dalam Mobil