Sumbu X yang sebelumnya mengalami penurunan tajam sejak pertengahan Mei kini melandai dan stagnan, sedangkan sumbu Y yang sempat naik hingga akhir Juli bergerak datar dengan sedikit fluktuasi.
Pola ini mengindikasikan fase
relatif stabil atau jeda aktivitas jangka pendek, meski masih ada indikasi suplai magma baru dengan laju lambat.
Data GNSS pada periode yang sama memperlihatkan perlambatan pengangkatan (uplift) hingga cenderung stagnan, menandakan sebagian material sudah keluar dan tubuh gunung mengalami deflasi.
Baca Juga: Banjir Lahar Dingin Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur
"Meskipun suplai magma dari kedalaman masih terjadi, pergerakannya menuju zona dangkal berkurang dan belum ada suplai besar yang signifikan. Hingga 9 Agustus 2025, tidak terdeteksi tanda inflasi cepat, sehingga sistem berada pada fase pelepasan tekanan dengan potensi erupsi skala kecil hingga sedang atau freatik," imbuhnya.
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari pemantauan visual dan instrumental, Maka tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki diturunkan dari Level IV (awas).menjadi Level III (siaga) terhitung tanggal 10 Agustus 2025 pukul 15.00 WITA.
Dengan penurunan level, rekomendasi bagi masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 6 km dari pusat erupsi, serta tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah.
Baca Juga: Awi Langit Campsite, Nikmati Ketenangan Camping di Tepi Sungai Ciwidey
Masyarakat juga diminta untuk tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya. Selain itu, masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana agar mewaspadai potensi banjir lahar apabila terjadi hujan lebat, terutama pada daerah aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki, seperti di Nawakote, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen.
Warga yang terdampak hujan abu dianjurkan menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk melindungi saluran pernapasan.
Abu vulkanik erupsi Lewotobi Laki-laki juga dapat mengganggu operasional bandara dan jalur penerbangan apabila sebarannya mengarah ke area bandara dan jalur perlintasan pesawat.(*)
Artikel Terkait
Gunung Tangkuban Parahu Berstatus Normal, Tapi Potensi Erupsi Freatik Masih Bisa Terjadi Mendadak
Gunung Lewotobi Laki-Laki Kembali Meletus, Kolom Abu Capai 10 Km dan Disertai Hujan Kerikil
Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT Kembali Erupsi Tinggi Kolom Letusan 13000 Meter
Bumi Pelangi Jalaksana: Surga Tersembunyi Penuh Warna di Lereng Gunung Ciremai
Aktor Korea Song Young Kyu Ditemukan Tewas di Dalam Mobil