nasional

Aktivitas Gunung Ijen di Jawa Timur Meningkat Level II Waspada

Sabtu, 13 Juli 2024 | 16:52 WIB
Kawah Gunung Ijen Jawa Timur (Rudi Imelda )

Suhu air kawah Ijen juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya tekanan/konsentrasi gas yang keluar dari dasar danau.

Dalam kondisi meningkatnya aktivitas Kawah Ijen, biasanya gelembung gas dipermukaan air kawah akan muncul. Beberapa kejadian peningkatan aktivitas Kawah Ijen seringkali diikuti oleh kejadian 'outburst gas' atau letusan/semburan gas dari danau kawah Ijen, gas yg menyembur tersebut terutama adalah CO2.

Gas CO2 ini mempunyai berat jenis yang lebih berat dari udara, sehingga CO2 yang keluar akibat letusan/semburan ini, cenderung dapat mengalir menyusuri lembah seperti kejadian letusan/semburan gas di Kawah Ijen di Bulan Maret 2018.

Baca Juga: Demo HMI Sukabumi : Ada Oknum Dishub Bermain Abaikan Perda 17 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Angkutan Jalan

Secara visual warna air kawah normal (hijau toska), tidak terjadi perubahan warna air kawah, tidak nampak adanya bualan gas di permukaan air, suhu air kawah masih normal yaitu 34°.

Pada periode 1 Juni 2024-12 Juli 2024, jumlah gempa Vulkanik Dangkal dan gempa Vulkanik Dalam cenderung menurun, sedangkan jumlah gempa lainnya berfluktuasi normal.

Rekaman RSAM sejak 1 Januari 2023 menunjukkan pola yang berfluktuasi dan cenderung meningkat meskipun kecil.

Baca Juga: Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores NTT 9 Kali Erupsi Hari Ini

Energi seismik secara umum berfluktuatif dan perlahan meningkat sejak 2023, namun pada tgl 12 Juli peningkatan energi yg signifikan teramati bersamaan dengan membesarnya amplitudo tremor menerus.

"Meskipun pada umumnya kegempaan berfluktuasi normal, namun sejak tanggal 12 Juli 2024 pukul 17.00 – 21.00 WIB rekaman gempa tremor meningkat fluktuatif dengan amplitudo 5-25 mm. Dan sejak sekitar pukul 21.10 WIB rekaman gempa tremor dengan amplitude > 46 mm (over scale)," beber Tyas.

Potensi bahaya yang bisa ditimbulkan dari aktivitas vulkanik di Gunung Ijen pada saat ini adalah adalah gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi di sekitar kawah yang berasal dari aktivitas solfatar di dinding kawah Ijen dan juga difusi gas-gas vulkanik dari dalam kawah ke permukaan; dan erupsi freatik berupa semburan gas dari danau kawah.

Baca Juga: Penjelasan BMKG Terkait Gempa Enggano Bengkulu

Menurut Tyas, Erupsi freatik bisa terjadi tanpa didahului oleh peningkatan aktivitas baik visual maupun kegempaan.

"Berdasarkan hasil evaluasi sampai dengan 12 Juli 2024 maka tingkat aktivitas G. Ijen dinaikkan dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) terhitung sejak 12 Juli 2024 pukul 22.00 WIB," tegasnya.

 

Halaman:

Tags

Terkini

5 Perlengkapan Darurat yang Harus Ada di Setiap Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 06:00 WIB