TatarMedia.ID - BNPB persiapkan pembangunan sistem peringatan dini banjir lahar dingin Gunung Ibu.
Pembangunan sistem peringatan dini banjir lahar dingin Gunung Ibu ini merupakan arahan dari Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, dalam Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Erupsi Gunungapi Ibu pada 31 Mei 2024 yang lalu.
"Rencana pemasangan sistem peringatan dini banjir lahar dingin di Gunung Ibu merupakan tindak lanjut dari hasil pemetaan menggunakan drone serta hasil kajian bersama Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang telah dilaksanakan sebelumnya," jelas Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan pada BNPB dalam keterangannya, Kamis (25/07).
Baca Juga: Penjelasan BMKG Terkait Rangkaian Gempabumi Kuningan Akibat Sesar Ciremai
Menurut Muhari, Langkah ini diambil atas dasar pengalaman bencana Galodo yang melanda wilayah Sumatra Barat di awal tahun 2024 lalu.
Hingga saat ini, siklus erupsi besar pada Gunung Ibu belum dikenali. Meski demikian, Gunung Api yang berada di Pulau Halmahera, Maluku Utara dengan ketinggian 1.325 mdpl ini mengalami erupsi terus menerus dengan intesitas yang relatif kecil.
"Hal ini menyebabkan kawah gunung telah terisi penuh material erupsi yang mudah runtuh. Material vulkanik ini berpotensi menjadi lahar jika terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi," jelas Muhari.
Baca Juga: Gunung Ibu di Halmahera 24 Kali Erupsi Hari Ini
Berdasarkan analisis pemodelan lahar Gunung Ibu oleh PVMBG, dengan asumsi volume material 300 ribu hingga 500 ribu meter kubik, hasilnya memperlihatkan bahwa aliran lahar tidak hanya terjadi di sepanjang aliran sungai, namun di beberapa sungai. Aliran lahar berpotensi melimpas hingga ke area perkebunan yang memiliki morfologi seperti lembah sungai.
Di beberapa lokasi, aliran lahar juga berpotensi melanda lokasi-lokasi yang telah ada bangunan.
"Bukaan kawah pada Gunung Ibu teramati berada di sisi sebelah barat laut. Hal tersebut memungkinkan potensi luncuran lahar dingin ke arah utara-barat laut antara lain Desa Borona, Todoke, Togorebasungi, Tuguis, Soasangaji, Tukuoku, Duono, hingga Togowo di Kecamatan Tabaru, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara," jelas Muhari.
Baca Juga: Banjir Rendam 6 Desa di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara
Pada tanggal 9 Juli 2024 BPBD Kabupaten Halmahera Barat menerima laporan warga bahwa telah terjadi limpasan air Sungai Duono yang berhulu di Gunung Ibu.
"Sungai Duono merupakan kali mati (sungai ephemeral) yang dangkal dan tidak lebar di sisi hilir. Kejadian ini dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah Halmahera Barat selama dua hari berturut-turut. Aliran air yang cukup deras tersebut membawa material pasir vulkanik hingga meluap ke jalan raya," jelasnya.