“Kami ingin kacang dari desa ini keluar dalam bentuk kemasan bernilai tambah, bukan hanya bahan mentah lagi,” tegasnya.
Dengan permintaan yang terus meningkat, Suparman optimis bahwa Kacang Nepo dapat membawa nama Desa Nepo ke panggung nasional, sekaligus menunjukkan potensi besar dari desa-desa di Indonesia.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, menegaskan bahwa BRI memiliki komitmen kuat dalam pemberdayaan UMKM di wilayah pedesaan.
“Peran BRI tidak terbatas sebagai lembaga intermediary keuangan, tetapi juga memberikan social value berupa pemberdayaan baik kepada pelaku usaha maupun lembaga desa,” jelas Supari.
Ia menambahkan bahwa pemberdayaan pedesaan adalah tantangan besar yang harus menjadi perhatian bersama. “Kami berharap program seperti Desa BRILiaN dapat menjadi wadah untuk memajukan desa-desa di Indonesia, dengan mengangkat potensi lokal yang ada,” ujarnya.
Dengan program yang komprehensif dari BRI, Desa Nepo kini menjadi salah satu contoh nyata bagaimana inovasi dan pemberdayaan dapat mengubah wajah ekonomi pedesaan, membawa manfaat luas bagi masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.