TatarMedia.ID - Pentingnya menjaga kesehatan telinga dan pendengaran, jangan sampai pendengaran anda terganggu bahkan hingga tuli.
Hal tersebut diungkap dr. Kote Noordiantha, dokter spesialis THT pada RSUD R Syamsudin SH Sukabumi.
dr. Kote Noordiantha menjelaskan, hal-hal biasa yang sering kita lakukan, seperti, membersikan kotoran telinga dengan cutton bud, mendengarkan earphone dengan volume berlebihan (keras) dan tidak pernah melakukan pemeriksaan rutin ke Poli THT minimal 6 bulan sekali, dapat berpotensi menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem pendengaran.
Baca Juga: Sejarah dan Layanan Klinik Ginjal Hipertensi RSUD R Syamsudin SH Sukabumi Layani Pasien BPJS
"Penyebab utama gangguan pendengaran secara umum dibagi menjadi tiga usia yakni usia bayi dan anak, usia remaja dan lanjut usia," ungkap dr. Kote Noordiantha, dokter spesialis THT pada RSUD R Syamsudin SH Sukabumi.
Dijelaskan Kote Noordiantha, gangguan pendengaran bagi usia bayi dan anak bisa disebabkan tuli bawaan, dibeberapa kasus seringkali terjadi karena infeksi telinga.
"Terutama pada anak SD, kotoran telinga menjadi salah satu penyebab ketulian, 50 hingga 60 persen terjadi pada anak," jelas Kote Noordiantha.
Bagi usia remaja, gangguan pendengaran sering terjadi akibat penggunaan penggunaan gadget yakni tuli akibat bising. Sementara untuk usian lansia gangguan pendengaran akibat degeneratif yaitu tuli pada usia lanjut.
Lebih jauh menurut Kote Noordiantha, gangguan dengar dibagi menjadi dua yaitu, Tuli Konduktif dan Tuli Sensori Neural.
Tuli Konduktif adalah gangguan pada saat konduksi suara masuk ke dalam liang teling, adanya kotoran telinga, infeksi telinga atau gendang telinga berlubang dan apabila ada cairan di tengah telinga.
Baca Juga: Sah! Kasus Korupsi RSUD Palabuhanratu 3 Pelaku di Penjara dan Kembalikan Uang Negara Rp 5,1 Miliar
Sementara itu Tuli Sensori Neural adalah gangguan yang terjadi pada rumah siput, koklea dan saraf-saraf pendengaran di otak.
"Dan gangguan dengar lain, jenisnya bisa campuran, baik itu sensori konduktif hearing loss dan sensori neural hearing loss. Contohnya ketulian saraf ditambah dengan infeksi telinga berarti tuli-nya double yaitu Mixed Type Hearing Loss," jelasnya lagi.