Masih kata Wafid, proses seperti itu berulang dan selama dinamika pasokan fluida/magma dari kedalaman masih berlangsung maka erupsierupsi dapat terjadi kembali.
Data variasi kecepatan seismik dan koherensi saat ini kembali menurun yang mengindikasikan bahwa tekanan (stress) pada tubuh Gunung Api kembali meningkat dan kondisi medium di dekat permukaan gunungapi tidak stabil. Oleh karena itu potensi terjadinya letusan masih tetap ada yang dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai bentuk dari pelepasan energi, dengan potensi bahaya dari lontaran material letusan diperkirakan di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek) G. Marapi.
Di hari yang sama erupsi kedua terjadi pukul 18:04 WIB sore tadi dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 400 meter di atas puncak.
Baca Juga: 3 Faktor Ini Diklaim Wamendagri Bima Arya Jadi Penyebab Mudik Lebaran 2025 Lebih Lancar
Pada erupsi ini kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 5.9 mm dan durasi ± 1 menit 15 detik.
Berdasarkan analisis dan evaluasi data pemantauan secara menyeluruh, tingkat aktivitas Gunung Marapi berada pada Level II (Waspada).
Atas kondisi ini, masyarakat maupun pengunjung direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan apapun pada radius 3 km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.
Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi selalu mewaspadai potensi bahaya lahar atau banjir lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA).(*)