TatarMedia.ID - Gunung Dukono di Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, erupsi 7 kali sepanjang pagi hingga sore ini, Rabu (30/04/2025).
Gunung Dukono merupakan gunung api aktif yang berada di Pulau Halmahera, tepatnya di wilayah Kecamatan Galela dan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dalam keterangannya menyebut aktivitas vulkanik Dukono terpusat di kawah Malupang Warirang dengan ketinggian 1.086 meter di atas permukaan laut.
Baca Juga: Pelaku Repacking Minyak Goreng MinyaKita di Gorontalo Resmi Ditahan
"Erupsi yang secara intensif terjadi pada saat ini adalah erupsi magmatik yang eksplosif." ungkap M Wafid, dalam keterangan resminya, Rabu (30/04).
Menurut Wafid, di tahun 2025 tingkat aktivitas vulkanik Gunung Dukono cukup tinggi, hal ini terpantau dari tingkat kejadian letusan/erupsi cukup tinggi berkisar antara 60 hingga 394 kejadian atau rata-rata 227 kejadian per hari, dengan ketinggian kolom letusan berkisar antara 200 hingga 2.500 meter di atas puncak.
Sejak 27 Maret hingga 30 April 2025 pukul 18:32 WIT telah terjadi erupsi dengan tinggi kolom letusan berkisar antara 1.000 - 1.400 meter di atas puncak.
Baca Juga: Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT 22 Kali Erupsi Sepanjang Hari Ini
Kolom letusan teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah Timur, Barat dan Barat laut, yaitu dominan mengarah ke arah Kota Tobelo sehingga abu vulkanik akan banyak jatuh di arah pemukiman dan kota.
Berdasarkan evaluasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM, serta potensi ancaman erupsinya, Gunung Dukono saat ini masih berada dalam tingkat aktivitas Level II (Waspada), dengan rekomendasi jarak aman di luar radius 4 km dari pusat aktivitas.
"Potensi ancaman bahaya Gunung Dukono di sekitar kawah saat ini adalah lontaran batu di sekitar puncak dan hujan abu di desa-desa yang berada di sektor barat dan timur sesuai arah dan kecepatan angin di sekitar puncak Gunung Dukono," jelas Wafid.
Baca Juga: Fenomena Semburan Lumpur Panas di Kawasan Pemukiman Warga di Mandailing Natal Sedang Diteliti
Selain itu menurut Wafid, bahaya sekunder berupa aliran lahar pada saat musim hujan berpotensi terjadi di sepanjang aliran Sungai Mamuya (sektor utara).
"Sungai Mede dan Tauni (sektor timur laut) yang berhulu di puncak Gunung Dukono juga perlu diwaspadai potensi aliran laharnya," sambung Wafid.