Kembali membahas konflik setelah sama-sama tenang.
3. Gunakan bahasa yang tidak menyalahkan
Silent treatment sering muncul karena salah satu merasa diserang. Maka, gunakan “I statements” (kalimat berbasis perasaan diri), bukan menyalahkan.
Baca Juga: Jangan Diam! Ini 5 Strategi Menghadapi Pasangan Agresif demi Kebaikan Anda
Contoh:
Contoh yang tidak tepat, “Kamu selalu bikin aku kesel!”
Contoh yang tepat “Aku merasa sedih ketika hal itu terjadi.”
Dengan bahasa yang lembut, pasangan lebih terbuka berdiskusi dan tidak merasa perlu menghindar.
4. Validasi perasaan pasangan
Kadang seseorang diam karena merasa tidak didengar.
Tunjukkan bahwa kamu peduli dengan memberikan validasi:
“Aku mengerti kenapa kamu merasa seperti itu.”
“Terima kasih sudah jujur. Aku di sini buat dengar.”
Perasaan divalidasi membuat pasangan merasa aman berbicara, bukan memilih diam.
Baca Juga: 6 Langkah Tepat Menyikapi Pasangan yang Selingkuh
5. Bangun kebiasaan check-in emosional
Buat rutinitas sederhana seperti “cek emosi mingguan”—5–10 menit untuk saling bertanya:
“Minggu ini ada yang mengganggu perasaanmu?”
“Ada hal dariku yang perlu aku perbaiki?”
Kebiasaan ini membantu mendeteksi masalah kecil sebelum berubah menjadi konflik besar yang memicu silent treatment.