Banjir Masih Mengepung Aceh Selatan Ratusan Jiwa Bertahan di Shelter Pengungsian

TatarMedia.ID - Ratusan masyarakat Aceh Selatan bertahan di sejumlah Shelter pengungsian dampak banjir yang merendam pemukiman warga, Jumat (24/11/2023).

Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Aceh Selatan sejak Selasa (21/11) berdampak banjir yang meluas di 14 kecamatan dengan korban berdampak 3.999 keluarga.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Selatan, Zainal, menyatakan phaknya bersama tim gabungan telah menyiagakan pos pengungsian dan shelter di tiga titik meliputi Kompi Brimob Lhok Raya, Shelter Lhok Raya, dan Shelter Cot Bayu.

Baca Juga: Gunung Dukono Halmahera Erupsi Kembali

Masih kata Zainal hingga saat ini masih bertahan setidaknya 251 orang warga pengungsi.

"Rinciannya 140 jiwa berada di pos pengungsian Kompi Brimob yang terdiri dari 82 orang dewasa, 46 anak-anak, dan 9 orang lansia. Sementara itu, enam orang mengungsi di Shelter Lhok Raya, 90 orang di Shelter Cot Bayu, dan 20 orang lainnya mengungsi di rumah kerabat terdekat,' jelas Zainal, Jumat (24/11).

Untuk memenuhi kebutuhan dasar BPBD Kabupaten Aceh Selatan melibatkan instansi terkait telah mendirikan 8 titik dapur umum diantaranya di Kompi Brimob, Pos BPBD Aceh Selatan, Desa Naca, Desa Jambo Papeun, Desa Ie Jireuneeh, Desa Krueng Batee, Desa Pulo Paya, Desa Kampung Teungoh, dan Desa Blang Teungoh.

Baca Juga: Truk Tabrak Motor dan Pickup di Jalur Cianjur Jonggol 1 Korban Tewas

"BPBD Aceh Selatan juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan PMI untuk memastikan kondisi kesehatan masyarakat di tiap-tiap pos pengungsian terjamin," tandasnya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Selatan kepada TatarMedia.ID melalui sambungan telepon mengatakan, pengungsi keluhkan kondisi penyakit batuk, pilek dan gatal-gatal.

Merespon kondisi tersebut BPBD Aceh Selatan mendirikan Pos Kesehatan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan turunkan tenaga medis ke Shelter Cot Bayu.

Baca Juga: Sikat Toba 2023 Polres Tapanuli Tengah Tangkap 21 Tersangka 3 Diantaranya Wanita

Kendala terberat penanganan banjir kali ini kata Zainal, akses mobilitas yang cukup sulit untuk melakukan evakuasi warga terdampak.