TatarMedia.ID - Gunung Salak dengan ketinggian kurang lebih 2210 mdpl yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi, provinsi Jawa Barat merupakan salah satu Gunung Api strato Tipe A.
Gunung Api ini dipantau melalui Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Salak yang berada di Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
Data yang dihimpun TatarMedia.ID dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Salak terakhir erupsi pada tahun 1938, berupa erupsi freatik dari Kawah Cikuluwung Putri.
Baca Juga: Gempa Kembali Guncang Sukabumi Sudah 63 Kali Dalam Sepekan Ini
Sejak itu kegiatan terakhir hanya berupa bualan lumpur di Kawah Ratu dan Kawah Hirup serta tembusan solfatara dan fumarol di Kawah Ratu.
Kepala PVMBG Hendra Gunawan, dalam keterangannya menyebut, perkembangan aktivitas terkini Gunung Salak pasca Gempabumi dengan Magnitudo 4,0 pada Jumat (8/12) lalu, Gempa Tektonik Lokal mengalami peningkatan jumlah gempa diatas 4 kali kejadian perhari.
"Gempa Tektonik Lokal mengalami peningkatan jumlah diatas 4 kali kejadian perhari, pada tanggal 6 Desember 2023 sebanyak 8 kejadian. 7 Desember 2023 sebanyak 7 kali kejadian dan 8 Desember 2023 sebanyak 7 kali kejadian," jelas Kepala PVMBG Hendra Gunawan, saat dihubungi via aplikasi perpesanan, Kamis (14/12).
Baca Juga: Gempa Terkini Akibat Aktivitas Sesar Aktif Puluhan Rumah di Bogor dan Sukabumi Terdampak
Sementara pengamatan kegempaan, pada rentang periode 1 hingga 9 Desember 2023 masih didominasi gempa tektonik Jauh yang terekam sebanyak 31 kali kejadian dan gempa tektonik lokal sebanyak 22 kali kejadian.
"Gempa Vulkanik sebagai indikasi aktivitas Gunung Salak tidak terekam. Sampai saat ini di pos pengamatan Gunung Salak belum merekam gempa-gempa vulkanik," jelas Hendra Gunawan.
"Meskipun dari kegempaan cenderung normal, namun tetap perlu diwaspadai terjadinya erupsi freatik, berupa semburan lumpur atau erupsi uap air (steam explosion) dapat terjadi secara tiba-tiba, pasca terjadinya kenaikan gempa tektonik lokal beberapa hari lalu," sambung Dia.
Baca Juga: Rentetan Gempa Swarm Bogor Garut Cianjur Inilah Strategi Mitigasi Bencana Gempabumi
Lanjut Hendra, pada musim hujan, tingkat kelembaban udara di sekitar kawah akan lebih tinggi, sehingga gas-gas vulkanik akan sulit terurai, yang menyebabkan konsentrasi gas meningkat dan dapat membahayakan kehidupan.
"Berdasarkan hal tersebut diatas, maka tingkat aktivitas Gunung api Salak tidak mengalami peningkatan aktivitas vulkanik dan tetap berada pada Level I (Normal)," jelas kepala PVMBG.
Artikel Terkait
Gunung Marapi Sumbar Berkarakter Sama Dengan Gunung Merapi Jateng
Aksi Berjilid Warga Tolak Eksplorasi Pertambangan di Gunung Kate Cikembar Sukabumi
2 Kali Gempa Dirasakan Di Sukabumi BMKG Jelaskan Perbedaannya
Gempa Kembali Guncang Sukabumi Sudah 63 Kali Dalam Sepekan Ini
Kapolres Sukabumi Tinjau Pengungsi dan Ratusan Rumah Rusak Terdampak Gempa di Kabandungan