Potensi Cuaca Ekstrem Natal dan Tahun Baru BMKG Siapkan Radar

Photo Author
- Minggu, 24 Desember 2023 | 13:40 WIB
Ilustrasi: BMKG siapkan radar cuaca untuk update data cepat kondisi cuaca terkini  (Pexels - Anastasia Pavlova)
Ilustrasi: BMKG siapkan radar cuaca untuk update data cepat kondisi cuaca terkini (Pexels - Anastasia Pavlova)

TatarMedia.ID - Jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati minta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem.

Menurut Dwikorita cuaca ekstrem berpotensi terjadi akibat dinamika atmosfer posisi Indonesia yang diapit dua benua dan dua Samudera.

"Waspadai untuk wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk Jawa dan Sumatera bagian selatan setelah Natal hingga sampai setelah tahun baru, awal bulan potensi hujan lebat bisa sampai ekstrem dapat disertai angin kencang," ungkap Dwikorita dalam siaran persnya seperti dikutif TatarMedia.ID, Minggu (24/12/2023).

Masih kata kepala BMKG, potensi cuaca ekstrem juga perlu diperhatikan sebelum perayaan Natal, terutama di wilayah utara Indonesia, yang berbatasan dengan daerah khatulistiwa.

Baca Juga: Bandara Internasional Minangkabau Kembali Dibuka Setelah Sebelumnya Ditutup Akibat Erupsi Gunung Marapi

"Sebelum Natal juga perlu kewaspadaan, untuk di wilayah Indonesia bagian utara, terutama di Utara khatulistiwa, Sumatera Utara, Aceh, dan Kalimantan," ungkap Dwikorita.

Selain cuaca ekstrem, selama musim Nataru ini patut diwaspadai potensi gelombang tinggi di Samudera Hindia, Pasifik, dan Selat Sunda.

Dengan potensi arus laut dan angin kencang, Dwikorita meminta perusahaan pelayaran, angkutan penyeberangan, nelayan, dan masyarakat umum untuk meningkatkan kewaspadaan.

Baca Juga: Gunung Api Lewotobi Laki-Laki di NTT Erupsi Masyarakat Sekitar Waspada Area Jarak Ini

"Bagi Masyarakat bisa mengakses informasi cuaca 24 jam penuh melalui aplikasi @infobmkg. Silahkan akses informasi dari platform tersebut sebagai acuan dalam beraktivitas selama pekan Nataru. Disana juga terdapat informasi gempabumi dan lain sebagainya," beber Dwikorita.

Terpisah, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, berdasarkan analisa BMKG potensi cuaca ekstrem yang terjadi selama pekan Nataru disebabkan oleh aktivitas pola tekanan rendah di Laut Cina Selatan.

"Keberadaan pola tekanan rendah di sekitar Laut Cina Selatan secara tidak langsung turut membentuk pola pertemuan serta belokan angin dan menyebabkan terjadinya peningkatan awan hujan di sekitar Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi," jelas Guswanto.

Baca Juga: Detik detik Erupsi Gunung Marapi Sumbar Viral Terekam Kamera

Diterangkan Guswanto, daerah-daerah yang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi Tengah, Papua, Sulawesi, dan Maluku.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dian Syahputra Pasi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Perlengkapan Darurat yang Harus Ada di Setiap Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 06:00 WIB
X