Fenomena Suhu Udara Panas, Ternyata Ini Penyebabnya

Photo Author
- Kamis, 2 Mei 2024 | 23:05 WIB
Penyebab suhu udara panas yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir dijelaskan BMKG (Pexels - Samer Daboul)
Penyebab suhu udara panas yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir dijelaskan BMKG (Pexels - Samer Daboul)

TatarMedia.ID - Masyarakat di sejumlah wilayah merasakan fenomena udara panas yang lain daripada biasanya.

Fenomena panas yang terjadi ternyata merupakan hal yang cukup wajar.

Kepala BMKG Stasiun Bandung, Teguh Rahayu jelaskan penyebab fenomena suhu udara panas di sejumlah wilayah.

Baca Juga: Bawean Jatim Kembali Diguncang Gempa

Teguh Rahayu menyebut, posisi matahari berada tidak jauh dari ekuator yang saat ini berada di Belahan Bumi Utara (BBU), menyebabkan wilayah tersebut mendapat penyinaran matahari maksimum.

"Hal ini menyebabkan suhu udara di wilayah Indonesia termasuk Jawa Barat terasa lebih panas dari biasanya," jelas wanita yang akrab disapa Ayu, Kamis (02/05/2024).

Lanjut Ayu, fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan ini jika ditinjau secara karakteristik, suhu panas yang terjadi disebabkan fenomena gerak semu matahari, dan hal tersebut suatu siklus yang biasa terjadi setiap tahun.

Baca Juga: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Pancaroba Bulan Maret - April

"Potensi suhu udara panas seperti ini dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya," kata Ayu.

Bulan Mei merupakan periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau di sebagian besar wilayah di Indonesia.

"Karena hal tersebut, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es," jelasnya.

Baca Juga: Potensi Cuaca Ekstrem Natal dan Tahun Baru BMKG Siapkan Radar

Masih kata Kepala BMKG Bandung, salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam dengan didahului oleh udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.

"Hal ini terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan," sambung Dia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dian Syahputra Pasi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Perlengkapan Darurat yang Harus Ada di Setiap Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 06:00 WIB
X