Sejarah Gempa dan Tsunami di Hari Raya, Pemudik Harus Tahu Mitigasi Bencana

Photo Author
- Sabtu, 22 Maret 2025 | 15:50 WIB
Ilustrasi Bencana (Rudi Imelda)
Ilustrasi Bencana (Rudi Imelda)

TatarMedia.ID - Hari Raya Idul Fitri tinggal menghitung hari. Mudik Lebaran bukan sekadar perjalanan pulang kampung namun sudah menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat kita.

Namun, permasalahan yang dihadapi pemudik pengguna moda transportasi darat meliputi kondisi spesifik wilayah, seperti geografi, geologi, serta risiko bencana gempa dan tsunami.

Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyebut bahwa wilayah Indonesia merupakan kawasan rawan gempa.

Baca Juga: Sambut Lebaran 2025 dengan 18 Ucapan Idulfitri Penuh Makna, Pererat Silaturahmi!

Menurut Pusgen (2024), terdapat 14 segmen sumber gempa subduksi/megathrust dan 402 segmen sumber gempa sesar aktif.

"Gempa dan tsunami merupakan proses alam yang hingga saat ini kejadiannya belum dapat diprediksi sehingga dapat terjadi kapan saja," ungkap Daryono

Daryono menyebut, sejumlah kejadian gempa dan tsunami merusak pernah terjadi di masa silam.

Baca Juga: Amalan Utama di 10 Hari Terakhir Ramadan, Raih Lailatul Qadar!

"Sejarah gempa,  BMKG mencatat bahwa setidaknya ada 16 kejadian gempa dan tsunami merusak yang pernah terjadi selama periode perayaan Hari Raya dan liburan," kata Dia.

Data Bencana di Hari Raya
1. Tsunami Ambon 1674 (Imlek)
2. Gempa Semarang-Jepara 1821 (Natal)
3. Tsunami Banda Naira 1852 (Natal)
4. Tsunami Larantuka 1982 (Natal)
5. Tsunami Biak 1996 (Idulfitri)
6. Tsunami Aceh 2004 (Natal)
7. Gempa Bora Sulteng 2005 (Idul Adha)
8. Gempa Pariaman 2009 (Idul Fitri)
9. Gempa Palu Sulteng 2012 (Idul Fitri)
10. Tsunami Selat Sunda 2018 (Natal)
11. Gempa Nias 2021 (Idul Fitri)
12. Gempa Kep. Mentawai 2023 (Idul Fitri)
13. Gempa Ransiki 2024 (Idul Fitri)

Baca Juga: Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT Erupsi Besar, Hujan Krikil Hingga 9 Kilometer

Arus mudik lebaran tahun ini diprediksi akan meningkat. Moda transportasi darat mendominasi perjalanan pemudik menuju daerah rawan gempa, seperti Pulau Jawa yang memiliki 25 segmen sesar, zona Bali dan Nusa Tenggara yang memiliki 49 segmen sesar, serta zona Sumatra yang memiliki 56 segmen sesar.

Menurut Daryono, sebagai upaya pengurangan risiko bencana gempa dan tsunami, pemudik perlu memperoleh pembekalan pengetahuan mitigasi.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dian Syahputra Pasi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Perlengkapan Darurat yang Harus Ada di Setiap Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 06:00 WIB
X